SATELITNEWS.ID, TIGARAKSA—Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, langsung menindaklanjuti keluhan banyaknya buah dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang busuk. Sebelumnya seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT asal Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, mengeluhkan buah yang busuk yang busuk dari BPNT, Jumat (11/12) lalu.
“Dinas Sosial sudah turun ke lapangan bersama Camat Sepatan Timur, Koordinator Bantuan Sembako Pangan atau BPNT, serta Kabid Penanganan Fakir Miskin Dinsos, hari Minggu (13/12) lalu. Kami juga sudah ngobrol dengan KPM disana. Memang betul buah jeruk dan salak yang diterima banyak yang busuk,” kata Ujat kepada Satelit News, Selasa (15/12).
Ujat juga menerangkan, dalam tugas pengawasan BPNT dilakukan sama-sama dengan Camat selaku tim koordinator BSP atau BPNT, bersama Koordinator Daerah di tingkat kabupaten yang diangkat oleh Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Selain pengawasan juga memfasilitasi jika ada hal-hal yang ingin dintanyakan KPM, seperti program yang diterima tidak sesuai, bisa diadukan ke kecamatan melalui desa atau pendamping sosial maupun Dinsos.
“Kalau misalkan KPM, bantuan yang ditemina kurang bagus, bisa menoolak dan minta diganti ke agen,” jelas Ujat.
Ujat pun mengingatkan sekaligus menerangkan siapa saja yang berhak menerima program ini. Termasuk bagaimana kewajiban dan tujuan pemerintah dalam program ini. Perlu diketahui juga bahwa bantuan sembako pangan ini bersifat hirarki, artinya dibawahnya ada pendamping sosial bantuan sembako pangan atau TKSK.
“Tujuannya kan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin makanya diberikan BSP/ BPNT ini. Maka sudah seharusnya, KPM yang datang langsung ke Agen untuk menggesek kartunya untuk ditukar dengan sembako tersebut. Serta tidak boleh memberikan kepada siapapun ATM atau kartu KKS (Kartu Keluarga Sejahtera). Jadi harus KPM yang pegang dan digunakna di Agen Brilink terdekat,” jelasnya.
Selain itu, persoalan di KPM di Gempol Sari ini yakni KPM menyerahkan kartu ATM ke orang lain, yakni ketua kelompok. Diketahui juga bahwa KPM ini turut mendapatkan bantuan program PKH. “Mungkin karena terbiasa dengan Ketua Kelompok dalam program PKH, maka barengan. Padahal BPNT-nya mah masing-masing. Entah karena tidak mau repot atau hal lainnya.
Di sisi lain lanjut Ujat, Dinsos turut mengucapkan terima kasih kepada KPM yang sudah berani menyampaikan ketika ada kekurangan. “Ini jadi bahan evaluasi Dinas Sosial, salah satunya mengoptimalkan lagi pengawasan dan pendamping sosial di bawah,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, KPM BPNT di Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, mengeluhkan banyaknya buah yang busuk dari BPNT, Jumat (11/12) lalu.
Salah satu KPM asal Desa Gempol Sari, Suryanah (47) mengatakan, bahwa buah-buahan yang dia terima dari BPNT sudah membusuk. Menurut janda setengah baya itu, dia mengambil bantuan BPNT di rumah ketua kelompok. Dia tidak menyangka buah jeruk yang diterima tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Katanya, walaupun KPM tergolong warga tidak mampu, tetap seorang manusia bukan hewan.
“Saya dapat BPNT, terus jeruknya busuk. Telurnya cuma ada 13 butir. Biasanya, jeruknya tidak busuk, telurnya juga ada 17 atau 16 butir, tapi kali ini kenapa bisa seperti ini,” kesal Suryanah kepada Satelit News, Minggu (13/12). (aditya)
Diskusi tentang ini post