SATELITNEWS.ID, CILEGON–Lonjakan jumlah penumpang terjadi di Pelabuhan Merak, Cilegon, menjelang libur Natal dan tahun baru. Kenaikan pengguna jasa feri mencapai 58,89 persen.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, mengatakan persentase kenaikan 58,89 persen itu terjadi pada kendaraan pribadi. Penumpang pejalan kaki justru mengalami penurunan sebesar 45,4 persen dibanding tahun lalu.
“Pejalan kaki secara umum turun sekali, turunnya 45,4 persen karena saya kira imbauan untuk orang tidak menggunakan kendaraan umum itu memang sedang jalan, orang masih hati-hati. Tapi yang menarik, kendaraan roda 4 itu naiknya tinggi sekali, yaitu hampir 59,89 persen. Kendaraan secara umum naik 30 persen,” kata Ira di Pelabuhan Merak, Minggu (20/12).
Kenaikan jumlah kendaraan dan penurunan penumpang pejalan kaki diperkirakan karena adanya perubahan pola masyarakat dalam menggunakan transportasi. Ira menilai masyarakat memilih menggunakan transportasi darat di tengah pandemi Covid-19 ini.
“Jadi saya kira memang ada perubahan moda orang bertransportasi, yang tadinya mungkin banyak yang pakai kendaraan umum sekarang bahkan mungkin ada moda perpindahan sementara antara dari kendaraan di udara menuju transpor darat yang diteruskan dengan penyeberangan,” ujarnya seperti dilansir detikcom, kemarin.
Ira mengaku pada Jumat-Sabtu kemarin juga terjadi lonjakan jumlah penumpang di Pelabuhan Merak. Antrean kendaraan, kata dia, sempat terjadi saat keluar dari area pelabuhan. Selain karena lonjakan jumlah penumpang, antrean disebabkan cuaca buruk hingga kapal mengalami keterlambatan sandar di pelabuhan.
“Jadi kemarin khususnya ada kejadian di mana ada keadaan cuaca di laut kurang bersahabat dengan industri kita, jadi akibatnya ada beberapa kendala dalam hal ketepatan waktu kapal. Jadi kapal itu kesulitan bersandar sehingga ada beberapa keterlambatan,” ujarnya.
Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengeluarkan surat edaran yang mengatur protokol kesehatan selama liburan Natal dan Tahun Baru bagi pelaku perjalanan di dalam maupun dari luar negeri. Salah satunya seputar aturan makan dan minum saat naik moda transportasi udara yakni pesawat.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid 19 Wiku Adisasmito mengatakan, ketentuan ini merupakan bagian upaya menanggulangi penularan. Pengalaman liburan sebelumnya, tuturnya, selalu diikuti oleh peningkatan jumlah kasus penularan Covid-19 di berbagai wilayah Indonesia.
“Pengalaman tiga liburan sebelumnya, mobilitas warga selalu memicu peningkatan kasus penularan baru. Oleh karena itu sudah seharusnya warga untuk lebih patuh dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Semua diatur dalam surat edaran terbaru ini,” kata Prof Wiku, dalam siaran pers, Minggu (20/12).
Beberapa ketentuan dalam Surat Edaran No.3 Tahun 2020 dan berlaku sejak 19 Desember hingga 8 Januari 2021 tersebut antara lain berisi kewajiban menjalankan protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan dengan 3 poin utama. Salah satunya terkait larangan makan dan minum di dalam pesawat.
“Setiap individu yang melaksanakan perjalanan orang wajib menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitizer,” tegas Prof Wiku
Kemudian tidak diperkenankan untuk makan dan minum sepanjang perjalanan. Khusus untuk penerbangan bagi perjalanan yang kurang dari 2 jam.
“Terkecuali bagi individu yang wajib mengkonsumsi obat untuk keselamatan dan kesehatannya,” tegas Prof Wiku.
Lalu, pengetatan protokol kesehatan sepanjang perjalanan yang perlu dilakukan yakni wajib menggunakan masker. Dan harus digunakan secara benar.
“Menutupi hidung dan mulut dengan jenis masker kain 3 lapis atau masker medis.
Sementara bagaimana untuk ke daraan pribadi? Setiap individu yang melaksanakan perjalanan orang dengan kendaraan pribadi maupun umum bertanggung jawab atas kesehatannya masing-masing, serta tunduk dan patuh pada syarat dan ketentuan yang berlaku.
“Satgas dibantu dengan otoritas trasportasi dan didukung kementerian/lembaga maupun TNI-Polri akan memastikan regulasi ini bisa berjalan efektif dan tujuan mencegah dan mengurangi penularan Covid-19 bisa tercapai,” kata Prof Wiku. (jpg/dtc/gatot)
Diskusi tentang ini post