SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Kondisi pandemi Covid-19 membuat berbagai even bazar dan pameran dibatalkan. Dampaknya pesanan produk berkurang secara drastis dari sebelumnya. Hal tersebut dirasakan oleh Dwi Lim pelaku UKM rajut yang berdomisili di Kecamatan Karawaci.
Biasanya Dwi memanfaatkan even bazar dan pameran untuk memasarkan produk rajutannya berupa sepatu, tas, baju, suvenir dan lainnya. Melalui pameran produknya banyak dikenal dan dipesan oleh pembeli dari berbagai daerah.
“Saat pandemi produksi menurun drastis, bahkan sampai memutuskan kerjasama dengan beberapa rekan kerja karena tidak adanya orderan yang masuk, tak adanya pemasukan membuat modal yang dimiliki terpakai untuk keperluam lainnya,” katanya belum lama ini.
Tak lama kemudian Dwi mendapatkan informasi dari Disperindagkop-UKM untuk melakukan verifikasi data UMKM ke kelurahan. Saat itu pegawai Kelurahan menginput data berupa nama usaha, lokasi usaha dan KTP ke aplikasi Sidata.
“Kami tak diberitahu adanya bantuan, saat itu hanya verifikasi data saja,” beberapa waktu kemudian mendapatkan informasi dari bank menerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp 2,4 juta,” ujarnya.
Bantuan tersebut dimanfaatkan oleh Dwi untuk membeli bahan baku dan keperluan produksi untuk bangkit kembali memulai usaha. “Bantuan sangat membantu. Saat ini sudah mulai bangkit kembali walaupun belum normal,” kata dia.
Tak hanya Dwi yang menerima bantuan BPUM, ungkapan syukur juga dirasakan Tri Wahono penerima bantuan sosial tak terduga (BTT) yang bersumber dari Pemkot Tangerang. Bantuan yang diterima warga RT 04 RW 11 Kelurahan Larangan Utara Kecamatan Larangan ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tri mengaku terdampak pandemi Covid-19. Di awal tahun baru saja mendapatkan pekerjaan namun beberapa bulan kemudian harus menerima kenyataan untuk dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja. “Saya bekerja sebagai pengemudi ojek daring, dahulu pernah dijalani. Pendapatan terdampak penerapan PSBB, order yang masuk tak seperti di kondisi normal,” paparnya.
Sekitar bulan April Tri membuka aplikasi Tangerang LIVE yang telah terinstal di ponselnya. Tri awalnya ingin mengakses pelayanan akta kelahiran untuk anaknya. Tak sengaja Tri melihat informasi bantuan sosial bagi warga terdampak.
“Saat itu langsung mendaftar, tetapi lama sekali tak ada informasi sampai saya tak berharap, kemudian ada yang menelepon dari Tangerang LIVE untuk verifikasi data dan terakhir bertemu dengan petugas PSM yang menginformasikan saya menerima bantuan,” katanya. “Bersyukur bantuan sangat membantu. Harapannya bantuan tetap diberikan selama pandemi ini masih berlangsung,” sambungnya.
Cerita yang sama dituturkan oleh Dewi Dwidyanti (36) yang menerima BTT dari Pemkot Tangerang. Warga RT03 RW 01 Kelurahan Larangan Utara ini mendaftar bansos warga terdampak melalui aplikasi Tangerang LIVE.
“Saat PPDB saya mendownload aplikasi Tangerang LIVE lalu melihat informasi bansos dan mencoba mengirim data yang disyaratkan,prosesnya mudah tak ada kendala,” kata Dewi.
Dewi yang membuka usaha makanan ringan dirumahnya ini mengaku senang dan bersyukur telah menerima bantuan dari Pemkot Tangerang. “Alhamdulilah membantu perekonomian keluarga, terima kasih kepada Pemkot dan Wali Kota Tangerang atas kebijakan membantu masyarakat terdampak pandemi,” ujar dia.(made)
Diskusi tentang ini post