SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak mendesak agar dilakukan razia oleh tim gabungan ke masyarakat para pengguna tabung elpiji 3 Kg. Hal tersebut, diduga lantaran banyak gas melon tersebut tidak tepat sasaran.
Ketua Komisi II DPRD Lebak, Agus Suhendra mentatakan, kelangkaan yang terjadi beberapa hari lalu diduga akibat elpiji bersubsidi banyak dipakai masyarakat mampu maupun pengusaha yang seharusnya menggunakan elpiji non subsidi. Salah satunya aparatur sipil negara (ASN).
“Pengawasan harus diperketat dari berbagai sektor. Pemerintah daerah harus menurunkan aparat, sidak atau razia sejenisnya untuk memastikan ASN tidak memakai elpiji bersubsidi,” kata Agus, belum lama ini.
Kelangkaan elpiji 3 Kg yang dirasakan masyarakat pada awal bulan Desember disebut karena berbagai faktor. Mulai dari ketidak tepat sasaran pemakai hingga kuota yang didapat Lebak masih sangat jauh dari kebutuhan tabung per tahun yang mencapai 7,5 juta tabung.
“Alasan dari Pertamina dan dinas terkait bahwa ada sebagian masyarakat yang tidak hak justru memakai, lalu ada indikasi bahwa agen menjual ke pihak yang bukan hak contoh ke pengusaha, walaupun itu tidak diakui. Jadi kuota akan cepat habis,” terang Agus.
“Lalu ada pengurangan kuota yang tidak terpenuhi dari kebutuhan kita sebanyak 7,5 juta hanya dipenuhi 5,6 juta tabung. Ini juga yang menjadi alasan terjadi kelangkaan,” tambahnya.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Orok Sukmana mengakui, elpiji 3 Kg juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat mampu dengan penghasilan di atas Rp1,5 juta. Salah satunya ASN. “Praktiknya di lapangan kami akui masih banyak rekan-rekan ASN yang memang memakai itu (elpiji 3 Kg). Bukan cuma ASN, tetapi masyarakat yang penghasilannya di atas Rp1,5 juta juga banyak yang harusnya elpiji ini untuk warga berpenghasilan rendah. Soal keinginan Dewan meminta sidak ke pengguna kita segera bahas,”terangnya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post