SATELITNEWS.ID, SERANG–Tambahan modal Sinarmas ke Bank Banten (BB) yang sudah masuk sebesar Rp200 miliar, ternyata tidak dapat digunakan alias dikunci. Sehingga dana tersebut hanya berupa hiasan angka saja.
Akademisi dari Untirta Banten, Ikhsan Ahmad dihubungi BANPOS (Group Satelit News), Selasa (5/1) memaparkan, jika Sinarmas hanya menitipkan dana sementara selama enam bulan tambahan modal ke BB, kemungkinan uang tersebut hanya pemanis saja.
“Kayanya perlu diperjelas definisi nitip duit, karena bisa memiliki dua pengertian apakah sebagai investor yang dananya juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis BB atau nitip dalam pengertian menaruh uang dan hanya bisa digunakan untuk kepentingan grup Sinarmas itu sendiri. Atau kuat dugaan saya, jika dana Sinarmas itu ada direkening BB, tapi dikunci, alias tidak bisa diapa-apakan,” ungkap Ikhsan.
Selain itu lanjut dia, ada ketidakjelaskan dari manajemen BB, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) selaku pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) dan PT Banten Global Development (BGD) sebagai pemegang saham pengendali (PSP), mengenai mekanisme hak dan kewajiban Sinarmas.
“Saya sendiri masih bertanya-tanya, dana yang berasal dari Sinarmas itu sifatnya seperti apa. Apakah ekslusif. Karena ini tersirat dari pernyataan Gubernur Banten yang menyatakan uang Sinarmas hanya nitip dalam jangka waktu enam bulan, dan hanya digunakan untuk klien atau internal Sinarmas, sementara diluar klien Sinarmas dana dari Sinarmas tersebut tidak bisa digunakan,” ujar Ikhsan.
Ditambah tidak ada juga kepastian perolehan bunga atau uang kelebihan untuk Sinarmas yang sudah menitipkan dananya ratusan miliar ke BB. “Apakah uang ini berbunga. Kalau ada bunganya, berapa yang harus dibayarkan oleh Bank Banten kepada Sinarmas. Dan status Sinarmas juga harus jelas di Bank Banten. Apakah dengan nitip uang itu Sinarmas berstatus investor jangka pendek atau nasabah ekslusif,” imbuh Ikhsan.
Jika sebagai Investor masih menurut dia, maka dapat diartikan Sinarmas membeli saham Bank Banten masuk sebagai pemodal. Akan tetapi jika sebagai nasabah ekslusif, harus jelas juga tingkat suku bunga yang harus dibayarkan.
“Jadi kalau menurut saya banyak hal yang tidak jelas dalam penyehatan Bank Banten. Termasuk investor Malaysia dan Timur Tengah sebelumnya yang digadang-gadang petinggi Bank Banten sebelumnya,” terangnya.
Sementara, Pengamat Ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, bantuan likuiditas yang diberikan kepada BB oleh Sinarmas tidak menjamin kelangsungan dari bank tersebut ke depannya.
“Ke depannya likuiditas Bank Banten juga akan seret (tidak lancar) apabila tidak ada perubahan dari strategi Bank Banten yang saat ini memang mengandalkan pangsa pasar masyarakat Banten saja. Walaupun sudah menjual sahamnya lagi namun bukan jaminan ke depannya likuiditas akan stabil ke depannya,” jelas Huda (sapaan Nailul Huda).
Apalagi sampai saat ini pun uang kas dari Pemprov Banten belum dipindah ke BB, akibatnya likuiditas belum stabil. Jikapun dipindah akan menimbulkan masalah dikemudian hari, dimana ketergantungan terhadap suntikan modal dari Pemprov.
“Apabila penerimaan pemprov seret likuiditas juga seret. Bank Banten tidak akan pernah jadi Bank yang sehat dan profesional. Akan tergantung dari keuangan pemprov,” tambah Huda.
Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedi dihubungi melalui telpon genggamnya menyesalkan kucuran dana Sinarmas yang dijajikan Rp600 miliar, namun baru dikirim Rp200 miliar hanya sifatnya sementara.
“Kita kecewa, apa yang dijanjikan belum masuk (tidak sesuai),” kata politisi PKS ini.
Gembong berharap program dan rencana yang telah dibahas bersama antara BB, pemprov, PT BGD berjalan sesuai harapan. Sehingga status BB sebagai bank sehat diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Kalau OJK menyatakan sehat BB, maka RKUD akan balik lagi dari bjb ke BB,” ujarnya.
Disinggung mengenai dana titipan sementara Sinarmas yang hanya enam bulan Gembong enggan berkesimpulan jika hal tersebut terkunci. “Yah kita tidak ingin berasumsi. Kita nanti akan lakukan pembahasan dengan jajaran Direksi dan Komisaris BB untuk meminta penjelasan, termasuk hasil akhir dari rights issue,” ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, dua investor BB, Sinarmas Group dan Bank Bangkok belum 100 persen memberikan tambahan modal ke bank milik pemprov tersebut.
Bahkan Bank Bangkok belum memberikan kepastian perjanjian, hitam diatas putih, berapa dana yang akan diberika. Kedua belah pihak masih melakukan negoisasi.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) ditemui usai acara penyerahan bantuan sosial (Bansos) tahun 2021 di gedung negara (eks. Pendopo Gubernur Banten Lama) di Kota Serang, Senin (4/1) mengungkapkan, Sinarmas berjanji akan memberikan dana kepada BB sebesar Rp600 miliar, namun sampai dengan sekarang baru Rp200 miliar, sedangkan Bank Bangkok masih dalam berproses. (rus/bnn)
Diskusi tentang ini post