SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Persiapan yang dilakukan cabor sepatu roda menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua semakin gencar. Rencananya, Pelatda PON yang dilaksanakan di Lintasan Sepatu Roda Tangerang Gemilang, Botanical Park BSD City, Cisauk akan memasuki tahapan persiapan khusus.
Tahapan persiapan khusus dikemukakan Asisten Pelatih Sepatu Roda Banten, Bayu Bimantoro akan dilaksanakan pada 15 Januari nanti. Pada tahapan ini mantan peraih medali emas PON XVI/Sumatera Selatan tahun 2004 tersebut menyatakan jajaran pelatih berharap bisa digelar secara sentralisasi dan dilakukan Training Camp (TC) alias pemusatan latihan.
“Ini kami lakukan untuk mengontrol atlet dengan baik, dengan TC kita tahu atlet bergaul dengan siapa dan bisa memaksimalkan program latihan. Intinya dengan TC atlet bisa kita minimalisir terkena paparan Covid-19, karena kita jaga lingkungan latihan dan TC dengan protokol kesehatan,” ungkap Bayu.
Hal ini diharapkan jajaran pelatih, ungkap Bayu karena sebelumnya salah satu atlet sepatu roda Banten terpapar virus corona dan memaksa harus absen latihan selama dua minggu.
“Beruntung imun atlet cukup bagus, setelah dinyatakan positif lima hari kemudian kita tes PCR hasilnya negatif. Setelah itu kita lakukan isolasi mandiri dan sekarang sudah bisa berlatih kembali, ini yang kita antisipasi dengan TC kita bisa mengontrol pergaulan atlet,” jelas Bayu.
Permintaan TC juga didasari pada kenyataan sulitnya mengontrol latihan mandiri yang dilakukan atlet karena efek pandemi juga memastikan latihan tidak optimal. Atlet latihan dirumah dengan peralatan dan lintasan yang terbatas sehingga dalam melakukan teknik dan program tertentu tidak optimal.
Dengan waktu tersisa, tegas Bayu cukup berat untuk bisa memaksimalkan kemampuan atlet jika tidak menggelar TC. Khususnya, untuk memaksimalkan kemampuan atlet di lintasan karena dengan latihan mandiri atlet sebagian besar melakukan latihan mandiri di lintasan jalanan.
Secara umum Bayu menyatakan persiapan yang dilakukan terhadap Hafizh Izzuddin Wibisono, Afifah Nurul Syahidah dan Saskia Rachma Nandita sudah menunjukkan progres kemampuan.
Hafizh yang tampil di nomor 400 meter saat pengambilan waktu di nomor 500 sudah mendekati rekor saat Pra PON. Demikian juga dengan Afifah yang tampil di nomor sprint saat melakukan tes ambil waktu pada nomor 200 meter atlet putri itu mencatat selisih tipis dibawah waktu rekor PON.
“Hafizh selisih nya sedikit, dia tinggal membiasakan dari latihan di jalan raya ke lintasan terutama di belokan. Sedang Afifah selisihnya 0,4 detik dari rekor PON,” jelas Bayu.
Sementara Saskia, ungkap Bayu juga mencatat hasil yang lumayan bagus dimana pada spesialisasinya di half marathon, 27 km atlet asal Kota Tangsel itu sudah masuk catatan yang lumayan bagus.
“Dari latihan yang kita lakukan semua mengalami peningkatan meski ada beberapa yang kondisional, terutama atlet yang baru terpapar virus corona. Karena dia harus kembali menjalani pemantapan kemampuan fisik, keseluruhan daya tahan atlet dan strength (kekuatan) sudah siap menghadapi program latihan pada persiapan khusus,” tukasnya.
Ketua Pengprov Porserosi Banten Ramang Agus menyatakan niatan pelatih untuk menjalani TC sebenarnya sesuai dengan keinginan pihaknya untuk mendongkrak kemampuan atlet. Hanya saja, sejauh ini organisasi sepatu roda di Banten tersebut masih menunggu sinyal proposal pelaksanaan Pelatda PON dari KONI Banten.
“Kami sepakat untuk bisa mewujudkan TC, namun untuk itu kami masih menunggu jawaban atas proposal yang kami ajukan ke KONI. Mudah-mudahan proposal TC bisa diterima, jika pun tidak kami akan mencari solusi terbaiknya,” ucap Agus yang juga merencanakan pelaksanaan TC di Taiwan. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post