SATELITNEWS.ID, JAKARTA–Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengumpulkan total 40 kantong jenazah pada hari ketiga operasi penyelamatan dan pertolongan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 jurusan Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya 18 kantong.
“Yang tadinya 18 kantong jenazah yang sudah kita temukan, hari ini bertambah 22. Jadi total kita sudah kumpulkan 40 kantong jenazah,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito, Senin (11/1).
Bagus mengatakan operasi SAR (search and rescue) pada hari ketiga difokuskan pada evakuasi para korban kecelakaan pesawat tersebut. “Adapun tambahan material berupa dua kantong dan saat ini operasi SAR masih berlangsung di area,” kata dia.
Sedangkan, untuk bagian-bagian dari pesawat pihaknya mengkomunikasikan dengan KNKT. “Kita koordinasikan dengan KNKT untuk melaksanakan penyelidikan selanjutnya,” ujar Bagus di Bandara Soekarno-Hatta.
Bagus memastikan, sejak terjadinya musibah, Basarnas melaksanakan operasi SAR gabungan didukung TNI Polri dan seluruh institusi terkait lainnya. “Kami bekerja dengan sangat kompak dan dukungan yang sangat kuat hingga operasi ini bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Kata dia, pelaksanaan operasi SAR yang dibagi tiga mode. Pertama, menggunakan alur udara untuk melaksanakan pengamatan dan informasi ini diberikan kepada regu sar di atas permukaan laut atau kapal yang akan mencari korban.
“Pelaksanaan operasi SAR yang dilaksanakan di bawah air juga dilaksanakan oleh penyelam dan kapal-kapal yang menggunakan peralatan,” urainya.
Sejak Minggu (10/1), Basarnas dibantu TNI dari KRI Ridle telah menemukan dan mengidentifikasi adanya sinyal black box. “Sampai sekarang kita masih melakukan pencarian,” jelasnya.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Thahjono mengatakan pihaknya telah menemukan titik lokasi black box pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak. Hal ini dibuktikan dari adanya sinyal yang dikeluarkan dari black box tersebut terus dipantau dan telah diberi tanda oleh tim. Sinyal black box pesawat tersebut terdeteksi di sekitaran pulau Lancang di kedalaman 17-20 meter.
“Tadi malam sekitar jam 8 turun dengan perahu karet tapi tidak dengan penyelam untuk membikin istilahnya triangel untuk mempersempit area keberadaan dari dua black box tersebut dan tadi malem sudah bisa diselesaikan triangel tersebut,” ujarnya.
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (irfan/jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post