SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan inspeksi untuk memastikan keselamatan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (17/1). Menhub terjun langsung untuk mengecek kesiapan pesawat (ramp check) Batik Air di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Ramp check di dalam operasional sehari-hari dilakukan oleh inspektur yang ditunjuk oleh regulator.
“Hari ini kita melaksanakan ramp check, suatu proses di mana semua pesawat yang akan berjalan dilakukan penelitian terlebih dahulu terhadap fungsi mesin, fungsi pergerakan. Oleh karenanya kami pastikan bahwa pesawat yang akan take off di semua bandara di Indonesia dengan suatu kualifikasi laik,” ujar Menhub.
Ramp check adalah pemeriksaan mendetail guna menjamin kelaikan pesawat untuk beroperasi. Termasuk antara lain mencakup pemeriksaan log book catatan pesawat terkait mesin, struktur dan operasional.
Dalam kesempatan itu Menhub menuturkan peran operator bandara cukup penting dalam mendukung keselamatan penerbangan khususnya terkait dengan pergerakan pesawat selama di area bandara.
Di tempat yang sama, President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan koordinasi dilakukan antara PT Angkasa Pura II dengan AirNav Indonesia untuk memastikan keamanan pergerakan pesawat selama di bandara.
“Ground movement dilakukan berkoordinasi dengan AirNav Indonesia, sehingga pergerakan pesawat dipastikan memenuhi aspek keselamatan,” ujar Muhammad Awaluddin.
AirNav Indonesia merupakan penyedia jasa navigasi penerbangan yang mengoperasikan menara Air Traffic Controller (ATC) termasuk di Bandara Soekarno-Hatta. Adapun personel di menara ATC yang bertugas memantau lalu lintas penerbangan.
Muhammad Awaluddin menuturkan kolaborasi antara PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta dan AirNav Indonesia diimplementasikan melalui konsep berbasis teknologi yakni Airport Collaborative Decision Making (A-CDM).
“Selain PT Angkasa Pura II dan AirNav Indonesia, stakeholder lain yang berkolaborasi di dalam konsep A-CDM adalah pihak ground handling yang menunjang operasional maskapai seperti misalnya melakukan penanganan penumpang, bagasi penumpang pesawat, kargo, hingga menyediakan berbagai peralatan untuk pergerakan pesawat di darat,” ujar Muhammad Awaluddin.
Konsep A-CDM ini meningkatkan kolaborasi lebih erat antara PT Angkasa Pura II, AirNav Indonesia, pihak ground handling, dan maskapai.
“Output yang dihasilkan dari kolaborasi melalui A-CDM ini adalah terjaganya aspek keselamatan penerbangan dan tingginya tingkat ketepatan waktu [on time performance/OTP] maskapai sehingga aspek safety, security, service through compliance atau dikenal dengan 3S + 1C dapat selalu dipenuhi oleh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Muhammad Awaluddin. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post