SATELITNEWS.ID, SERANG–Gabungan Pedagang Daging (Gapenda) Provinsi Banten, akan melakukan aksi mogok berjualan, untuk memprotes harga daging sapi yang terus merangkak naik. Aksi mogok berjualan tersebut akan dilakukan selama 5 hari, dimulai dari Jumat (22/1) hingga Selasa (26/1).
Ketua Gapenda Provinsi Banten, Aeng Khaerul Jaman, mengatakan bahwa mulanya, pihaknya akan melakukan aksi mogok berjualan pada Kamis (21/1) hingga Jumat saja. Akan tetapi, berdasarkan hasil rapat terbatas anggota Gapenda, disepakati bahwa mogok berjualan akan dilangsungkan pada Jumat hari ini.
“Jadi disepakati bahwa kami akan melakukan mogok berjualan pada Jumat sampai dengan hari Rabu. Kami tidak mau sendiri-sendiri, kami undang semua anggota Gapenda. Dari Pandeglang, Cilegon, Kabupaten Serang, Kota Serang dan ada utusan dari Kabupaten Tangerang,” ujarnya.
Ia mengatakan, aksi mogok berjualan tersebut dilakukan lantaran harga daging sapi yang tak kunjung stabil dan terus merangkak naik. Padahal berbagai upaya sudah Gapenda lakukan untuk menekan harga daging, namun tidak membuahkan hasil.
“Normalnya harga daging itu idealnya Rp43 ribu per kilogram sapi hidup. Sekarang sudah di atas Rp48.500, bahkan ada yang Rp49 ribu. Kalau di Kota Serang itu harganya masih Rp48.500, itu sama halnya dengan daging segar Rp120 ribu,” terangnya.
Ia mengatakan, yang akan melakukan mogok berjualan itu seluruh pedagang daging, baik itu daging frozen mau pun daging segar. Dengan adanya mogok tersebut, ia berharap pemerintah dapat melakukan upaya untuk menurunkan harga daging sapi.
“Harapan tidak lain, kalau pedagang inginnya harga dapat diturunkan. Karena sekarang ini kan lagi pandemi, selama pandemi itu pedagang sudah menjerit. Pembelinya tidak ada, harganya tinggi. Kami coba bertahan dari itu,” ungkapnya.
Ia meminta kepada pemerintah agar dapat melakukan intervensi, dengan melakukan impor daging. Namun, pemerintah jangan melakukan impor daging beku, karena hal tersebut tidak mempengaruhi harga daging sapi yang ada.
“Selama ini kan pemerintah melakukan operasi pasar. Termasuk daging. Hanya saja yang diimpor itu daging beku. Kami ingin pemerintah melalui Bulog ini impor daging sapi, jadi bisa menahan harga. Jadi impor daging sapi, jangan daging beku,” ungkapnya.
Ia menuturkan, kenaikan harga itu sudah terjadi sudah lama. Namun memang, kenaikan harga tersebut tidak serta merta naik signifikan, namun naik secara perlahan-lahan. “Jadi naiknya Rp500 dulu, Rp1 ribu. Hingga akhirnya harga daging mencapai yang sudah saya sebutkan tadi,” jelasnya.
Di akhir, ia mengatakan bahwa jika memang ada pedagang daging yang ternyata masih melakukan penjualan daging sapi di masa mogok berjualan, Aeng mengaku akan memberikan sanksi organisasi. Sanksi tersebut nantinya akan disepakati bersama dengan seluruh anggota.
“Tapi InsyaAllah, Gapenda ini akan kompak. Jadi saya yakin tidak ada yang akan berjualan,” katanya.
Sementara, seorang pedagang daging di PIR yang juga anggota Gapenda, Mufrod, mengatakan bahwa saat ini para pedagang kebingungan menjual daging sapi segar. “Iyah, karena harganya mahal. Kalau dijual Rp120 ribu kami tidak dapat apa-apa. Seharusnya dijual Rp130 ribu per kilogram, tapi terlalu mahal,” ucapnya.
Bahkan, sejak sepekan terakhir ini dia mengaku konsumennya tak banyak. Hal itu dikarenakan dampak dari tingginya harga daging. “Sangat berkurang sekali, bahkan yang biasanya sehari bisa menjual sampai 80 kilogram, sekarang 30 kilo saja enggak habis. Jadi kami juga bingung,” tuturnya.
Dia pun berharap pemerintah dapat mendengar keluhan dari pedagang daging, sehingga bisa memberikan solusi dan keputusan yang baik bagi semua. “Tentunya harga diturunkan dan distabilkan, biar kami bisa menjual sesuai dengan ketentuan. Jangan diabaikan saja keluhan kami ini,” ungkapnya.
Sementara, pemilik rumah makan masakan Padang, Maftukhah, mengatakan bahwa dirinya sudah diberitahu oleh penjual daging sapi langganannya, bahwa para pedagang daging sapi akan melakukan mogok berjualan selama 6 hari ke depan. Imbasnya, ia akan berhenti menjual rendang hingga para pedagang kembali berjualan.
“Dari langganan, hari ini udah enggak jualan. Katanya mogok satu minggu. Kalau enggak ada daging, enggak bisa beli daging, berarti nanti kami tidak menjual rendang selama mereka masih mogok. Biasanya sehari bisa menjual 6 kiloan,” tandasnya. (dzh/bnn)
Diskusi tentang ini post