SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Nahas sekali nasib yang dialami Aprilia Shifa Fareza. Anak perempuan berusia 2,8 tahun itu tewas dalam kebakaran yang terjadi di rumahnya di RT 01 / 01, Jalan Merdeka, Kelurahan Cimone, Kecamatan Minggu, (24/1) pagi.
Faresha meninggal dunia saat tertidur lelap. Saat kejadian, orangtua korban yakni Yudha (26) dan Rina (25) sedang tidak berada di rumahnya.
Salah satu saksi mata yang juga merupakan istri dari ketua RT 01, Anggi Indriyani mengatakan, peristiwa ini terjadi sekira pukul 05.00 WIB. Saat itu, Anggi masih tertidur namun terbangun setelah mengetahui adanya kebakaran.
“Kaget. Orang pertama dibangunin anak, katanya ada kebakaran. Ya sudah kita langsung keluar teriak-teriak saja kebakaran-kebakaran,” ujarnya, kemarin.
Dia mengatakan, korban yang merupakan anak kedua ini tak sempat terselamatkan lantaran tengah tertidur lelap di lantai dua rumahnya. Sementara, sang kakak berhasil selamat dari kebakaran.
“Ibu bapaknya lagi di luar mau buka usaha tambal ban. Anaknya ditinggal. Si Faresha ini meninggal, kakaknya selamat,” kata Anggi.
Jenazah Faresha kini telah dimakamkan di Pemakaman Islam Sirna Raga yang lokasi tak jauh dari rumahnya. Isak tangis keluarga pecah saat jenazah Faresha disemayamkan ke liang lahat. Sementara, rumah korban telah dipasang garis polisi. Kondisi rumahnya setelah terbakar masih berantakan. Kepolisian masih menyelidiki kasus kebakaran ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Febi Darmawan mengatakan pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran. Namun, dugaan sementara peristiwa ini disebabkan oleh obat nyamuk bakar yang lupa dimatikan. ”
Penyebab kebakaran ini diduga karena obat nyamuk bakar. Api tiba-tiba muncul dan menyambar rumah sampai kebakaran,” ungkapnya.
Febi mengatakan, setelah mendapat laporan soal peristiwa tersebut pihaknya langsung beranjak ke lokasi. Beruntung api dapat dipadamkan satu jam jam setelahnya. Sehingga tak sempat menyambar ke rumah yang lain. Diakui Febi, pihaknya sempat kesulitan untuk memadamkan api, lantaran akses jalannya yang sempit sehingga sulit dilalui kendaraan besar.
“Kita terjunkan lima armada dari UPT Karawaci. Alhamdulilah sejam bisa padam,” pungkasnya. (irfan/made/gatot)
Diskusi tentang ini post