SATELITNEWS.ID, CURUG—Potensi bencana banjir dan pohon tumbang menjadi sorotan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, di saat curah hujan tinggi disertai angin kencang. Sebagai bentuk penanggulangan, 10 perahu karet dan gergaji mesin disiapkan di pos-pos BPBD.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, saat ini belum ada wilayah yang terkena bencana banjir di wilayah Kabupaten Tangerang. Kata dia, hal itu dikarenakan tidak ada hujan di hulu atau wilayah Bogor.
Kosrudin menjelaskan, siklus banjir di Tangerang itu tergantung curah hujan di hulu. Menurutnya, jika curah hujan di hulu atau Bogor, maka wilayah Tangerang, khususnya Kabupaten Tangerang akan terkena banjir. Namun jika hanya hujan di Kabupaten Tangerang, tidak akan banjir.
“Kalau di Bogor curah hujannya kecil, tidak akan banjir. Kalau disana curah hujan tinggi baru banjir. Kalau hanya di Tangerang hujannya, hanya akan menimbulkan genangan saja, jadi pagi terendam, sore sudah surut, tidak akan sampai berhari-hari,” kata Kosrudin kepada Satelit News, Rabu (27/1).
Lanjut Kosrudin, di Kabupaten Tangerang sendiri ada 3 wilayah yang menjadi langganan atau titik yang rawan banjir, yaitu Kecamatan Teluknaga, Tigaraksa, dan Cisoka.
“Berdasarkan data, ada tiga wilayah yang menjadi titik rawan banjir, tetapi sejauh ini belum ada yang banjir. Kemarin di Kresek itu, hanya genangan saja,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Bambang Sapto menambahkan, peralatan-peralatan penanggulangan bencana perlu adanya pembaharuan. Diantaranya, mobil pemadam yang sudah tua dan perahu yang sedikit. Ditambah, saat ini ada penambahan pos damkar.
“Peralatan-peralatan sudah banyak yang tua, diperlukan pembaharuan. Kalau tidak ada pembaharuan keteter juga, ditambah saat ini sudah ada 11 pos dari 29 kecamatan yang ada,” katanya.
Lanjut Bambang, terkait anggaran memang belum diverifikasi. Dia masih menunggu pengesahan anggaran tahun 2021. Menurutnya, anggaran yang dibutuhkan di tahun 2021 cukup besar, karena cukup banyak bencana.
“Anggaran di tahun 2020 kan kurang lebih sekitar Rp20 miliar. Untuk tahun 2021, kalau bisa dilebihkan, karena kebutuhan untuk penanggulangan bencana juga cukup besar. Saat ini saya belum bisa berkomentar terlalu banyak terkait anggaran, kita tunggu setelah pengesahan saja,” pungkasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post