SATELITNEWS.ID, SERPONG—Tahun Baru Imlek tinggal menghitung hari. Di momen tersebut kerap dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai. Namun untuk di masa pandemi Covid-19 ini, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengimbau masyarakat untuk tidak menggelar pertunjukan tersebut.
Bukan hanya pertunjukan barongsai, namun seluruh kegiatan keagamaan termasuk Imlek masih dibatasi demi menekan penyebaran Covid-19. Himbauan itu disampaikan Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie saat dimintai keterangan oleh awak media.
“Tetap prinsipnya kegiatan ekonomi, kegiatan sosial kegiatan budaya dan sebagainya tetap protokol kesehatan. Menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, itu berarti juga Imlek itu nanti di rumah aja. Jadi pemberlakuannya akan sama,” ujar Benyamin, Selasa (2/2).
Pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah pusat terkait pembatasan dan pengawasan kegiatan masyarakat saat Hari Raya Imlek. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa kegiatan keagamaan saat Imlek harus dilaksanakan secara terbatas dan warga diminta untuk merayakannya di rumah masing-masing.
“Sudah kami bahas kemarin waktu rapat dengan Kemenkomaritimves, dengan Jaksa Agung, dengan Kapolri dan seteruanya. Kegiatan Imlek dibatasi, nanti betul-betul dirumah saja,” jelasnya.
Dia berharap tidak ada kegiatan yang bersifat seremonial seperti pertunjukan seni barongsai secara langsung ataupun pesta kembang api karena bisa menimbulkan kerumunan.
“Tidak ada lagi kegiatan yang bersifat seremonial ke luar. (Pesta) kembang api enggak ada, (pertunjukan), barongsai enggak ada,” pungkasnya.
Diketahui, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih bertahan di zona merah penyebaran Covid-19. Satgas menilai daerah ini kurang dan minim melakukan tracing, testing dan treatment dibandingkan dengan jumlah pasien terpapar.
“3 T yaitu tracing, testing dan trearment masih kurang dibandingkan kasus positif yang ada,” kata Jubir Satgas Covid-19 Pemprov Banten Ati Pramudji Hastuti melalui aplikasi pesan WhatsApp kepada wartawan, Selasa (2/2).
Itu kemudian jadi salah satu kenapa daerah ini selalu berada di zona merah. Sedangkan berdasarkan data pada Senin (1/2) malam, daerah lain di Banten sudah mulai keluar dari zona merah seperti Kota Serang, Cilegon, dan Kabupaten Tangerang.
Selain tes dan tracing yang kurang, Tangsel memiliki kasus positif dan jumlah kematian pasien yang tinggi. Pada kemarin saja, jumlah pasien masih dirawat ada 680 pasien dan kasus meninggal mencapai 269. Meski daerah ini sudah menerapkan PPKM, masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan. “Disiplin masyarakat dalam penerapan prokes masih kurang,” katanya.
Terakhir, salah satu faktor kenapa daerah ini selalu merah adalah fasilitas tempat tidur baik untuk isolasi maupun ICU pasien Covid-19 kurang. Apalagi, menurutnya jika dibandingkan dengan jumlah kasus.
Memang, berdasarkan data Satgas, dari 8 kabupaten kota, Tangsel jadi yang paling banyak angka kematian pasien positif Corona. Tangsel di urutan pertama dengan jumlah kasus tewas 269 pasien disusul Kabupaten Tangerang 149 dan Kota Tangerang 124. Kemudian Cilegon ada 120 pasien, Kabupaten Serang 58, Kota Serang 37, Lebak 26 dan Pandeglang 19 orang.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, jumlah tempat tidur khusus pasien Covid-19 yang kosong mulai bertambah saat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan. “Ada penurunan tingkat okupansi, rasionya yang tadi 90 persen lebih,” ujar Benyamin.
Saat ini, tingkat hunian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di Tangerang Selatan berada di angka antara 86 dan 87 persen.
Menurutnya, penurunan tingkat hunian tersebut selaras dengan meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Tadinya 90 persen lebih, terakhir itu 86 sampai 87 persen. Ada penurunan,” ujar dia. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post