SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Angka kemiskinan di Kota Tangerang mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang mencatat angka kemiskinan penduduk bertambah menjadi 118,22 ribu iwa di tahun 2020. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang, Budi Supriyanto jumlah itu setara dengan 5,22 persen dari total penduduk Kota Tangerang.
“Di tahun 2020 kemarin, kita mencatat ada sekitar 118,22 ribu penduduk Kota Tangerang yang berada di bawah garis kemiskinan, atau 5,22 persen dari jumlah penduduk di Kota Tangerang,”ungkap Budi, kemarin.
Budi menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 penduduk miskin tercatat sebanyak 98,37 ribu setara dengan 4,43 persen.
“Seperti kita ketahui semua dari akibat pandemi covid-19 ini kan banyak yang pengurangan tenaga kerja, pendapatannya menurun dan lainnya. Jadi angka kemiskinan ini naik,” katanya.
Budi menambahkan, BPS Kota Tangerang mencatat angka kemiskinan dan angka kemiskinan melalui survei sosial ekonomi nasional. Dari data yang diperoleh pada 2017 terdapat 105.340 warga miskin atau 4,95 persen dari jumlah penduduk. Lalu, di 2018 ada 103.490 atau 4,76 persen dari jumlah penduduk. Kemudian, di 2019 tercatat 98.370 atau 4,43 persen dari jumlah penduduk.
Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo meminta Pemkot Tangerang untuk menggiatkan usaha mengatasi persoalan kenaikan angka kemiskinan tersebut. Gatot meminta Pemkot menggalakkan program yang berfokus dalam mengentas kemiskinan. Semisal, program ketahanan pangan dengan memberikan bibit tanaman atau ikan. Serta pelatihan khusus bagi warga menengah ke bawah. Apalagi saat ini program ketahanan pangan tengah menurun.
“Jadi selain membantu mengurangi beban biaya untuk membeli sayuran, program ketahanan pangan juga dapat menumbuhkan budaya bercocok tanam di pekarangan rumah, sehingga ketahanan pangan mandiri dapat terbentuk,” ujarnya.
Menurut lulusan Universitas Bung Karno ini, angka kemiskinan di Kota Tangerang meningkat disebabkan oleh pandemi Covid-19. Wabah ini berimbas pada melumpuhnya perekonomian masyarakat.
“Kita sudah bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan Kota juga memberikan bantuan, contohnya bantuan UMKM dan bantuan sosial tunai. Adanya bantuan ini masyarakat diharapkan untuk lebih berkreasi seperti membuka usaha demi meningkatkan perekonomian keluarga,” jelasnya.
Terkait bantuan sosial tunai (BST), Dinas Sosial mencatat 183.251 warga Kota Tangerang menjadi penerima bantuan tersebut. Saat ini sebanyak 179.954 orang telah menerima bantuan berupa uang tunai senilai Rp 300 ribu.
“Bantuan tahap 1 sedang berlangsung. Jumlah 183.251 warga itu fiks yang kita ajukan ke Kemensos. Dibagikan 3 gelombang, tahap pertama ada 135.584, gelombang kedua 41.370. Dan nanti gelombang tiganya 6.297 akan segera tersalurkan oleh PT POS,” ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial untuk Dinsos, Eep Ruli Hasan, saat dijumpai di kantornya, Selasa, (2/2).
Diketahui, BLT sebesar Rp 300 ribu tersebut dibagikan kepada warga terdampak Covid-19 sebanyak 3 tahap. Menurut Eep jumlah warga yang mendapat bantuan kemungkinan akan berubah di setiap tahapnya.
“Ada kemungkinan berubah karena seperti yang saya jelaskan warga itu sudah fiks dapat bantuan tapi realisasinya kan belum tahu. Karena ada beberapa faktor seperti orang itu tidak mau diberikan bantuan atau meninggal jadi uangnya dikembalikan ke negara,” kata Eep.
Menurut Eep pihaknya terus melakukan perubahan data. Menyusul peraturan Kemensos yang mewajibkan perbaikan data daftar terpadu untuk BLT. Apalagi, tidak ada kuota yang diberikan Kemensos untuk setiap daerahnya.
“Karena kita meng-update terus data yang diusulkan karena kita tidak ada kuota. Karena yang saya tahu kementrian di Jabodetabek mengganggarkan untuk 1 juta penerima,” ungkap Eep.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan data. Mulai dari data kependudukan penerima yang tak jelas hingga penerima ganda.
“Yang dobel kita hapus. Atau ada yang terlewat bisa saja. Atau ada juga yang diajukan lagi melalui kelurahan kita ajukan lagi ke Kemensos,” katanya.
Seperti contohnya pada 2020 lalu terdapat sekitar 81 ribuan warga Kota Tangerang yang terdaftar sebagai penerima bantuan sembako. Jumlah itu meningkat 2 kali lipat di 2021.
Hal senada dikatakan oleh Kepala Dinsos Kota Tangerang Suli Rosadi. Dia mengatakan dengan kebijakan yang diwajibkan Kemensos, pihaknya menjadi lebih mudah dalam mengajukan data penerima bantuan.
“Kemensos sekarang terbuka, nggak kayak dulu ditutup mulu datanya. Sekarang dibuka ada perubahan. Makanya ada orang-orang yang menyusul tuh sebagian,” kata Suli. (irfan/mg2/mg3/gatot)
Diskusi tentang ini post