SATELITNES.ID, RANGKASBITUNG—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak diminta mempersiapkan ruang informasi mengantisipasi apabila terjadi dampak vaksinasi. Pasalnya, kondisi setiap peserta vaksinasi dipastikan berbeda.
Permintaan itu salah satunya datang dari wakil rakyat. Menurut Plt Ketua Dewan Peewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Junaedi Ibnu Jarta, pihaknya mendukung pelaksanaan vaksinasi yang bertujuan untuk mengentaskan pandemi Covid-19.
Namun Pemkab dalam upayanya juga harus juga mempersiapkan diri dalam mengantisipasi resiko yang dapat terjadi seperti munculnya gejala pada masyarakat setelah menjalani vaksinasi. Diketahui, Dinkes Lebak tengah gencar melakukan vaksinasi tahap pertama untuk para tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Kabupaten Lebak.
Vaksinasi ditargetkan akan rampung pada bulan Februari 2021 dengan menyasar 4.020 nakes. Masyarakat umum juga nantinya juga akan turut menjalani vaksinasi pada tahap keempat yang ditargetkan akan mulai dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2021.
“Dinkes harus menampung keluhan tidak hanya pada saat vaksinasi, tapi juga pascavaksinasi. Jadi harus ada penanganan, ruang informasi yang jelas dari Dinkes. Jadi misalkan laporannya ke mana dan konsulnya ke mana,” terang Junaedi belum lama ini.
Menurutnya, vaksinasi yang direncanakan akan dilakukan kepada seluruh elemen masyarakat ini perlu mendapatkan perhatian ekstra. Sebab setiap masyarakat memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda. “Khawatir terjadi efek samping berupa gejala-gejala yang berbeda antara satu dengan yang lain,”katanya.
Ditegaskan Junaedi, keterbukaan informasi atau transparansi informasi tersebut merupakan suatu hal yang penting, dalam menyukseskan vaksinasi dan mengentaskan pandemi Covid-19 ini. Untuk itu, dirinya juga berharap para nakes dan juga aparat pada tingkatan desa, maupun kecamatan harus proaktif dalam melakukan penyuluhan atau sosialisasi soal vaksinasi.
“Saya kira transparansi harus menjadi indikator utama, memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat agar masyarakat juga tidak termakan isu-isu hoaks yang bisa menimbulkan keresahan,” pungkas Politisi PDI Perjuangan ini.
Sejumlah nakes, diakui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mengalami berbagai reaksi dan keluhan usai disuntikan vaksin. Reaksi tersebut muncul baik pada saat masa observasi sesaat setelah vaksin diterima maupun setelah melewati masa observasi.
Namun menurut Kepala Dinkes Lebak Triyatno Supiono, reaksi dan gejala yang dirasakan tersebut merupakan gejala ringan yang tidak mengkhawatirkan.
“Gejala-gejala (pascavaksinasi) ada yang dialami oleh tenaga kesehatan, tetapi itu gejala ringan. Ya ada yang pusing mual lalu ada yang muntah juga, tapi selama diobservasi 30 menit itu sudah pulih kembali,” pungkasnya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post