SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Terdapat budaya dan seni yang merupakan hasil akulturasi antara Sunda, Betawi, Jawa, Tionghoa serta Arab. Sebut saja Tarian Gambang Kromong dan Tarian Lenggang Cisadane.
Namun, hanya sebagian masyakarat saja yang percaya diri untuk melestarikannya. Tentunya, dalam hal ini membutuhkan kesadaran berbagai elemen agar kebudayaan tersebut dapat menjadi ciri khas Kota Tangerang. Termasuk kaum millenial. “Perlu kesadaran teman-teman bersama juga sehingga kebudayaan benar-benar terjaga,” ujar Kepala Bidang Budaya untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, Sumangku kepada Satelit News, Selasa, (09/02).
Menurut Sumangku, kaum milenial sebenarnya merupakan agen dalam pelestarian budaya. Namun, kenyataannya sebagian kaum milenial lebih percaya diri bila membawakan kebudayaan luar negeri. “Hari ini yang harus dibangun oleh seluruh pihak, apapun status sosialnya mau setinggi apa ilmu yang dipunya tetap saja membangun kesadaran tahu diri dan tahu malu pada diri itulah kebudayaan yang harus dibangun,” tegas Mangku.
Menurutnya, upaya mengajak kaum milenial untuk mengetahui dan ikut melestarikan kebudayaan Kota Tangerang harus di dasari dari keinginan dan kebanggaan. “Pertama, siapa diri kita, kedua, pahami sejarah siapa leluhurnya sehingga bisa membangun girah diri kita untuk mencintai budaya, intinya menanamkan kebaikan itulah kebudayaan,” jelas Mangku.
Diapun mencontohkan sejumlah daerah yang tetap menjaga kebudayaan dan kesenian seperti Jogjakarta, Bandung serta Bali. Masyakarat disana terlihat bangga ketika membawa kebudayaannya.
“Di Bali masyarakat masih menjaga kebudayaannya. Jogja nggak bergeser kebudayaannya. Ini harus dipahami masyarakat kita, kita jangan minder. Saya nggak bisa sendirian, perlu bersatu untuk kebudayaan,” kata Mangku. (mg02/ irfan/made)
Diskusi tentang ini post