SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG— Jenazah pria mengenakan kaos kelompok kerja (Pokja) wartawan harian Kabupaten Tangerang ditemukan mengambang di sungai Cilember, Pandeglang, Rabu (10/2) siang. Penemuan jenazah lelaki yang belum diketahui identitasnya itu sempat menggegerkan masyarakat Kampung Pamunuhan, Desa Cikuya, Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang.
Jenazah tanpa nyawa itu sulit dievakuasi karena aliran sungai itu sangat deras. Anggota Kepolisian, TNI, Pramuka Peduli (SRC) 28 Kwarda Banten dan Anggota Koramil Pagelaran maupun masyarakat sekitar baru dapat memindahkan jasad ke daratan setelah dua jam. Jenazah ditemukan pukul 13.30 wib dan baru dapat dievakuasi di wilayah Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, sekitar pukul 15.30 WIB. Tempat evaluasi berbeda dari awal penemuan jenazah.
Salah seorang nelayan, Udin
melihat mayat itu mengambang di sungai ketika warga lainnya sudah berkerumun. “Saya hanya melihat saja, tidak tahu kejadiannya. Awalnya ramai warga, pas saya hampiri ternyata ada mayat mengambang,” kata Udin, Rabu (10/2).
Tim Evakuasi Pramuka Peduli (SRC) 28 Kwarda Banten, Oni Gusroni mengungkapkan, penemuan mayat tanpa identitas itu pertama kali ditemukan salah seorang warga setempat. Warga itu langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Pemerintah Desa setempat.
“Pada saat dapat informasi, Pemerintah Desa Cikuya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian Patia dan komunikasi juga dengan Polsek Pagelaran,” kata Oni.
Menurutnya, pada saat evakuasi terlihat kondisi mayat sudah mulai membusuk. Ia juga mengirakan kondisi mayat yang mengapung disungai itu sudah tiga hari. “Perkiraan sudah sekitar tiga hari, mayat tersebut mengapung di perairan sungai Cilemer,” ungkapnya.
Namun, ia belum dapat memberikan keterangan yang lebih detail karena saat ini mayat masih ditangani pihak inafis Polres Pandeglang. “Kami juga belum tau lebih jelas, ini juga sambil menunggu tim forensik inafis” pungkasnya.
Terpisah, Kapolsek Pagelaran, AKP Subagiyono mengaku, belum bisa memastikan identitas korban karena tidak ditemukan KTP dan tanda pengenal lainnya dari pakaian mayat.
Ia juga tak bisa memastikan apakah pria tersebut seorang wartawan meski mengenakan kaos bertuliskan Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang.
“Sepintas mayat itu mengenakan kaos hitam, celana levis aja itu tadi. Kami belum tahu, identitas juga belum ada,” katanya saat dihubungi via telepon selurer.
Ia mengungkapkan, pada saat itu ada warga yang melintas di atas jembatan Sungai Cilemer, kemudian melihat seperti ada sesosok mayat mengambang.
Warga itu kemudian melapor ke Polsek Pagelaran untuk dievakuasi, agar tidak hanyut ke laut. Bersama TNI, relawan dan masyarakat, mayat itu dievakuasi ke pinggir.
Saat ditemukan, kondisi mayat sudah tidak bisa lagi dikenali. Tubuhnya pun sudah membengkak dan berwarna hitam. “Kami evakuasi biar tidak ke laut dan kemudian dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang,” jelasnya.
Tegasnya, pihak kepolisian belum bisa memastikan identitas dan penyebab korban meninggal dunia, dan saat ini kasus itu tengah ditangani oleh Polres Pandeglang.
“Kami belum tahu lebih detail dan belum bisa menyampaikan hal itu (dibunuh atau tidaknya), kini kasus itu diserahkan ke Reskrim Polres Pandeglang,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pokja Harian Kabupaten Tangerang menegaskan jenazah pria tersebut bukan anggota Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang. Apalagi, infonya mayat tersebut terdapat ciri-ciri ada tato gambar perempuan di bagian lengan tangannya. Dan anggota Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang tidak ada yang punya tato gambar perempuan di lengan tangannya.
Terkait kaos seperti yang dikenakan oleh mayat tanpa identitas itu adalah kaos kegiatan Pelatihan Jurnalistik oleh Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang di Sport Club Citra Raya sekitar tahun 2013-an.
Pada waktu itu, peserta paling banyak adalah anggota Asosiasi Pengrajin Tangerang (APTA), yaitu pelaku IKM alas kaki di Tangerang. Kaos itu juga dibagikan kepada peserta termasuk anggota APTA yang ikut dalam acara tersebut.
“Dari situlah, begitu mendengar kabar penemuan mayat tanpa identitas dan mengenakan kaos Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang, saya yang juga sebagai Ketua APTA mencoba cari info dari anggota saya, tapi belum ada yang mengetahui terkait korban. Mungkin karena kaos itu sudah lama sekali dicetak dan dibagikan, bisa saja juga sudah berpindah pakai kepada orang lain. Sehingga tidak banyak tahu, pindah pakai ke siapa saja, susah dilacak.Tapi kita doakan saja semoga korban segera bisa diketahui identitasnya, serta dipertemukan dengan keluarganya,”pungkas Widi. (nipal/gatot)
Diskusi tentang ini post