SATELITNEWS.ID, CIPUTAT— Ratusan siswa sekolah Tahfiddz Ash Shiddiq melakukan aksi protes proyek pembangunan rusunami yang berlokasi di kawasan Bukit Indah, Serua, Ciputat, Rabu (19/2/2020). Aksi yang dilakukan dengan gelar istighosah atau doa bersama itu lantaran pembangunan apartemen yang menimbulkan polusi dari debu serta bau tak sedap dari air kencing pekerja dan sampah yang dibuang sembarangan. Protes juga dilakukan karena mengganggu kenyamanan siswa saat belajar akibat kebisingan yang disebabkan dari pembangunan tersebut.
Pembangunan apartemen itu dinilai melanggar aturan terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Padahal peletakan batu pertama dari pembangunan apartemen Loftvilles City untuk buruh di Tangerang Raya ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 April 2017. Tidak hanya pelajar, guru pun ikut aksi demo di lokasi pembangunan apartemen.
Lokasi rusunami itu berdekatan dengan sekolah mereka. Debu pembangunan proyek itu memasuki ruang kelas mereka. Mereka hari ini menggelar doa bersama di lokasi proyek tersebut. Mereka membawa karton dan kertas yang berisi protes atas kondisi yang terjadi. “Stop!!! Debumu” dan “Debumu Derita Kami” demikian tulisan di kertas dan karton yang mereka bawa.
Kepala Sekolah Ash Shiddiqiyah, Paisal Aripin mengatakan, doa bersama dilakukan sebagai ekspresi atas apa yang mereka alami akibat pembangunan rusunami tersebut. “Acara Istighosah atau doa bersama. Mereka ikut ayah dan bundanya,” ujar Paisal.
Pihaknya menolak kegiatan yang dilakukan pihak sekolah itu disebut sebagai unjuk rasa yang melibatkan para siswa dan mengesampingkan kegiatan belajar. Menurutnya, setelah kegiatan tersebut para murid akan tetap melakukan proses belajar. “Bukan demo ya tapi doa bersama. Dan jam belajar kalau hari Rabu itu pukul 08.30 WIB,” kilahnya.
Tak lama setelah acara doa bersama, perwakilan sekolah dan pelaksana proyek rusunami bertemu untuk mediasi. Paisal mengatakan, pihak sekolah masih menunggu notulensi rapat pihak proyek rusunami tersebut. “Tapi poin besarnya, kami tidak mau ada aktivitas crane di jam sekolah karena bahaya. Kami minta mereka serius mengurangi debu, pasir, sampah dan lainnya yang memasuki lahan dan gedung kami,” ujarnya.
Sementara, mediasi dihadiri Ketua Yayasan Sekolah Tahfidz Ash Siddiq, Subhanallah dan Kapolsek Ciputat Komisaris Endy Mahandika. Sedangkan dari pihak pengembang diwakili staf PT PP, Giyat.
Dalam pertemuan itu pihak pengembang menjelaskan, proyek Rusunami tersebut merupakan penyertaan modal negara yang bermaksud menyediakan kekurangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Pengembang menyatakan siap menindaklanjuti keluhan yang disampaikan pihak sekolah. “Terkait polusi kami akan gunakan jaring untuk menahan debu. Masalah alat berat kami sanggupi operasinya di luar jam belajar,” ujar Giyat.
Diketahui, sekitar sebulan terakhir para siswa merasakan suasana yang kurang kondusif untuk belajar. Lokasi proyek rusunami dengan sekolah tampak berimpitan. Kedua bangunan itu dipisahkan tembok setinggi 1,7 m.
Rusunami dibangun oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Pembangunan Rusunami telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun. Awalnya, keberadaan Rusunami itu tidak terlalu berdampak pada kegiatan belajar mengajar karena pembangunannya di tahun pertama tergolong cukup jauh dari sekolah. Namun, lambat laun pembangunan Rusunami kian dekat dengan sekolah. Tinggi bangunan Rusunami pun bertambah.
Bunga Ayu Lestari (14) siswa kelas VIII Sekolah Tahfidz Ash Siddiq, Rabu (19/2/2020), menceritakan, lantai dan meja di dalam kelas kerap kotor terkena pasir. Kendati jendela kelas telah ditutup, pasir dari pembangunan Rusunami masih bisa masuk melalui sela-sela ventilasi.
Kejadian yang paling ia ingat ialah saat melihat bongkahan beton yang diangkut menggunakan alat berat pada Senin (17/2/2020) dari jendela ruang kelasnya di lantai 3. Posisi beton saat diangkat sekitar 2 meter dari jendela kelas. Melihat ada beton melayang dalam posisi sangat dekat, Bunga dan teman-temannya bergidik ngeri. “Pernah beberapa kali lihat alat berat beroperasi di Rusunami itu, tapi baru kali ini ada beton diangkat dalam posisi sedekat itu dengan ruang kelas,” ujarnya.
Sekolah Tahfidz Ash Siddiq memiliki 690 orang siswa dari jenjang Taman Kanak Kanak hingga SMP. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post