SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Tragedi tsunami Selat Sunda yang melanda Kabupaten Pandeglang 2018 lalu, masih menyisakan trauma bagi masyarakat. Khususnya nelayan yang ada di wilayah Kecamatan Sumur. Hal itu terlihat saat terjadi bencana angin puting beliung di tempat pengolahan ikan di Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, Sabtu (20/2) lalu, sekitar 03.00 WIB, yang membuat nelayan kocar-kacir untuk menyelamatkan diri.
Menurut informasi yang dihimpun, saat terjadinya angin puting beliung, semua nelayan baik yang sedang melakukan aktivitas maupun yang sedang berada di rumah masing-masing, langsung berhamburan menjauh dari kawasan pantai sambil berteriak “ayo lari takut ada tsunami”. Dikarenakan mereka menduga itu tanda bakal adanya becana tsunami.
Salah seorang warga, Wahyan (42) membenarkan, dia bersama para nelayan dan warga setempat memilih untuk berhamburan menjauhi pantai pada saat angin puting beliung melanda, karena dikhawatirkan bakal ada tsunami lagi.
“Kami masih trauma atas kejadian beberapa tahun lalu. Makanya kami pada saat ada bencana angin puting beliung pada lari ke dataran yang lebih tinggi. Namun Alhamdulillah, itu hanya bencana angin saja,” ungkap Wahyan, Minggu (21/2).
Dia menjelaskan, kejadian angin puting beliung itu datang tiba-tiba hingga membuat beberapa tempat pengelolaan ikan mengalami kerusakan yang cukup parah. “Kencang sekali anginnya, makanya dikira bakal ada tsunami. Tidak ada korban jiwa, hanya saja akibatnya banyak tempat pengelolaan ikan rusak parah dan kerugian pun mencapai ratusan juta,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pemilik pengolahan ikan, Mukhlisin mengaku, pengolahan ikan miliknya mengalami rusak parah. Sehingga dia mengalami kerugian yang cukup besar. “Rusaknya parah, kerugian yang saya alami lumayan besar,” ujarnya.
Dia berharap Pemerintah dapat membantunya dan para nelayan lainnya yang terdampak musibah becana tersebut. Apalagi kondisi saat ini para nelayan sedang dihadapkan musim paceklik.
“Kami sedang dilanda musim paceklik, ditambah dapat musibah ini jelas menambah penderitaan kami. Makanya kami minta agar Pemerintah memberikan bantuan,” harapnya.
Ketua Taruna Siaga Becana (Tagana) Kabupaten Pandeglang, Ade Mulyana membenarkan musibah tersebut. Namun dia memastikan dalam musibah itu tak ada korban jiwa. “Alhamdulillah tak ada korban jiwa. Hanya saja ada kerusakan saja di tempat-tempat pengolahan ikan,” katanya.
Pihaknya juga mengaku sudah ke lokasi melakukan pendataan. “Sudah kami data dan dilaporkan kepada para pihak terkait,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post