SATELITNEWS.ID, RANGKASBITUNG—Ketua Fraksi PPP DPRD Lebak Musa Weliansyah menyoroti Harga Eceran Tertinggi (HET) komoditi pangan di Kabupaten Lebak, khususnya di Lebak Selatan yang dikeluarkan Dinas Perindustrian & Perdagangan (Disperindag). Musa mencurigai adanya modus penitipan harga eceran tertinggi oleh oknum mafia BPNT kepada Disperindag, hingga harga tak sesuai harga sesungguhnya di pasaran.
Musa menyebutkan, untuk wilayah Malingping harga komoditi beras seolah HETnya tinggi, namun sebenarnya tidak sesuai dengan harga. “Dimana rumusnya HET komoditi seperti beras saja IR KW 1 di Malingping yakini Rp 11.500. IR KW 2 Rp 10.000 dan IR KW 3 Rp 9.500 Ini jelas tidak sesuai dengan harga pasaran, padahal di pasar Malingping hanya kisaran Rp 9.500 hingga Rp 8.500 saja,” ujarnya.
Musa meminta agar Disperindag benar-benar melakukan survei harga eceran tertinggi sesuai dengan harga pasaran di wilayah. Politisi PPP asal dapil V (Malingping, Wanasalam, Cijaku, Cigemblong) menegaskan bahwa hasil survei minggu keempat bukan Februari 2021 terkesan asal-asalan bukan berdasarkan pada hasil yang obyektif dengan turun langsung ke pasar
“Saya meminta agar Disperindag dalam melakukan survei harga sesuai dengan fakta di lapangan. Jangan sampai adanya modus penitipan harga untuk kepentingan program BPNT sehingga nantinya menjual komoditi dengan harga tinggi. Disperindag perlu cermat, objektif dan tidak boleh di intervensi terhadap pelaksanaan hajat program pra sejahtera ini,” tegas Musa.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lebak, Dedi Setiawan mengatakan, dari hasil survei di pasar Malingping dan Bayah Beras IR KW 1 Rp. 10 ribu/Kg IR KW 2. 9000/Kg dan IR KW 3 Rp. 850.000/Kg. Untuk pasar Binuangun, Kecamatan Wanasalam beras IR KW 1 Rp. 9.000 IR. KW 2 Rp. 8500 IR KW. 3 Rp. 8000/kg.
Jadi, jika dihitung secara rata-rata harga beras berkisar di angka Rp 9.100/Kg. Sedangkan harga telur di Malingping dan Bayah Rp 24 ribu/Kg dan di Pasar Binuangeun Rp 25 ribu/Kg. “Namun, karena sekarang ini sedang musim panen jadi harga bersifat fluktuatif (naik turun), jadi bisa saja minggu depan juga berubah lebih turun lagi. Dan hasil survei hari ini akan dijadikan HET komoditi pangan di Minggu pertama di bulan Maret 2021,” kata Dedi. Selain itu, pihaknya sangat berterimakasih atas masukan-masukan yang disampaikan oleh ketua Fraksi PPP DPRD Lebak.
“Kami melakukan survey bersama pak dewan Musa agar hasil survei ini bisa lebih objektif dan transparan terkait harga yang sebenarnya,” katanya. “Kami sangat butuh masukan-masukan untuk lebih baik, dan perlu kami tegaskan bahwa kami tidak ada kepentingan apapun. Kami hanya untuk menjalankan tugas dan sesuai di lapangan, dan hari ini Intinya hanya memastikan agar hasil survei pasar itu betul betul objektif,” imbuhnya.(mulyana/made)
Diskusi tentang ini post