SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Pelanggan PDAM Tirta Berkah Pandeglang akhirnya tidak tahan, dengan terlalu seringnya terjadi kebocoran atau pipa pecah di jalur Cikoromoy-Pandeglang. Protes pun dilayankan kepada pelayanan PDAM yang dianggap bikin warga repot dan geregetan. Diketahui ada sekitar 5.000 pelanggan yang terdampak akibat kebocoran pipa jalur Cikoromoy-Pandeglang.
Salah seorang pelanggan PDAM Tirta Berkah Pandeglang, Rosidata mengeluhkan gangguan aliran air PDAM yang sering sekali terjadi. Kondisi ini kata dia, jelas membuatnya kerepotan dan sangat mengganggu aktifitas sehari-hari. Apalagi untuk mendapatkan air selama kebocoran pipa, dia harus menghubungi PDAM.
“Air kebutuhan primer. Jangankan sehari tidak ada air, beberapa menit saja aliran air padam, kerepotan dan bikin gereget. Saya selalu menguhungi PDAM agar segera dikirim air jika sedang gangguan, itu kan repot,” kata Rosidata, Kamis (4/3).
Rosidata kerap mendapatkan informasi resmi (pemberitahuan) matinya aliran air PDAM. Namun hal yang sama tidak dialami sebagian besar warga lainnya, karena mungkin akses komunikasi atau koordinasi yang terbatas.
“Saya dapat pemberitahuan sih kalau alirannya mati, ada gangguan teknis dan lain sebagainya. Tapi bagaimana dengan warga (pelanggan) yang lainnya. Soalnya banyak juga yang suka bertanya-tanya ke saya penyebab matinya aliran air itu,” tandasnya.
Terpisah, politisi Golkar Pandeglang yang juga menjabat Ketua Komisi IV DPRD Pandeglang, Habibi Arafat, ikut angkat bicara adanya persoalan tersebut. Kata dia, PDAM yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah, sudah seharusnya bertanggungjawab untuk memberikan kepuasan pada pelanggan. Menurutnya, kebutuhan perbaikan atau penggantian pipa yang sering rusak di jalur aliran Cikoromoy-Pandeglang, bisa dituntaskan dengan alokasi anggaran untuk perbaikan.
“Persoalannya, apakah PDAM sudah profesional dalam mengelola anggarannya. Yang jelas, PDAM harus memberikan kontribusi yang jelas buat Pemda,” katanya.
Selain pelayanan yang harus terus ditingkatkan, Habibi mendesak Pemda Pandeglang harus mengevaluasi manajemen PDAM Tirta Berkah Pandeglang tersebut.
“Dengan begitu, akan diketahui apa saja kebutuhan mendasar yang dibutuhkan. Kemudian akan ada perbaikan-perbaikan kedepannya,” harapnya.
Soal gangguan teknis yaitu kebocoran pipa yang membutuhkan biaya yang cukup besar, Habibi menilai itu bisa dikoordinasikan atau dikomunikasikan dengan Pemda.
“Bila mendesak dan memungkinkan, ayo kita cari solusi bersama. Demi pelayanan dan kepentingan masyarakat juga,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Pelanggan PDAM Tirta Berkah Pandeglang, Hendi Kusmawan mengakui, adanya gangguan teknis atau kebocoran pipa jalur Cikoromoy-Pandeglang di beberapa titik. Menurutnya, pipa yang saat ini digunakan memang sudah usang dimakan usia.
“Pipa yang terpasang sekarang (dijalur Cikoromoy-Pandeglang, red), sebagian besar pipa yang dipasang sejak tahun 1990-an. Sudah waktunya diganti dengan pipa besi,” kata Hendi.
Sejauh ini, pihaknya sudah mengganti pipa di jalur tersebut sepanjang 600 meteran lebih beberapa waktu lalu. Namun kebutuhan penggantian pipa secara keseluruhan mencapai 3 Km. Oleh karena itu, membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Kami selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan. Untuk lebih memaksimalkan itu, butuh sarana prasarana yang cukup memadai. Sedang kami upayakan terus,” kilahnya.
Dia menambahkan, akibat kebocoran pipa di beberapa titik tersebut, hampir 5.000 lebih pelanggan terdampak. “Kami juga banyak mendapat pengaduan dan permintaan kiriman air menggunakan tangki, bagi pelanggan yang terdampak matinya aliran tersebut,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post