SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Budget minim, tapi ingin liburan akhir pekan. Tempat wisata ini bisa menjadi pilihan Sobat Wisata Satelit News. Yups, langsung aja, nama objek wisatanya Lembur Kula, yang diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah Kampung Saya.
Objek wisata yang berada di wilayah Kabupaten Pandeglang ini hadir dengan nuansa alamnya yang ciamik banget. Cukup merogoh kocek Rp10 ribu aja sudah bisa menikmati segala fasilitasnya. Rp10 ribu itu, rinciannya biaya masuk Rp5 ribu dan biaya parkir Rp5 ribu. Murah meriah banget kan sobat.
Nuansa alam memang menjadi andalan objek wisata Lembur Kula. Karena terletak di Gunung Karang Kabupaten Pandeglang, tepatnya di Kampung Pasir Peteuy, Desa Pasir Peteuy, Kecamatan Cadasari.
Untuk perjalanan kesana, Sobat Wisata tak butuh waktu lama, cukup menghabiskan waktu sekitar 25 menit dengan jarak tempuh sekitar 9 Km, dari pusat Kota Pandeglang atau Alun-alun Pandeglang menuju Jalan Gunung Karang.
Namun perlu dicatat juga sama Sobat semua. Mereka yang berkunjung kesini, tidak melulu berkantong tipis. Ada juga yang memang pemburu keindahan alam. Karena memang tempatnya recomended banget.
Buat anak-anak jaman now, ini pas. Karena bisa banget untuk update di instagram Sobat Wisata. Lembur Kula menyediakan spot-spot selfie atau swafoto yang instagramable buat kaum milenial maupun para orang tua. Spot fotonya terbuat dari bambu yang didesain unik dan bagus. Diantaranya ada perahu abah, gubuk, pintu kayu, jembatan kayu, pagar bambu Lembur Kula, tempat duduk bertuliskan kata-kata menarik, dan masih banyak lainnya yang menghadap ke arah Alam Bebas Gunung Karang. Wow keren abis deh.
Apalagi yang sedang galau, penat dengan rutinitas, jenuh dengan pekerjaan, ini bisa menjadi pilihan pelipur lara. Buat Sobat Wisata yang sudah berkeluarga, nuansa asri dan sejuk ini pas untuk berakhir pekan bersama-sama. Bagi yang membawa anak tidak perlu khawatir, karena permainan anak-anak juga ready. Baru-baru Lembur Kula sedang memproses pembuatan taman dan tempat bermain anak-anak.
Cuaca sejuk dan pemandangan indah, sudah pasti harus ditemani minuman yang hangat. Disini juga tersedia kopi asli Pandeglang. Buat pecinta kopi, pasti penasaran. Bisa mencobanya. Sambil menikmati pemandangan indah, nyeruput kopi Pandeglang, sedapnya.
Untuk menemani ngopi, kuliner kekinian dengan khas ala sunda juga tersedia loh Sobat. Sudah pasti sensasi bersantai dengan nikmat dan mantap pun bisa dirasakan.
Saking asyiknya menikmati pemandangan dengan bersantai, kadang waktu pun kian sore. Kalau mau meneruskan menikmati liburan, objek wisata Lembur Kula juga menyediakan camping ground. Jadi, bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana alam di malam atau pagi hari, dapat bermalam dengan membayar biaya tambahan camping sebesar Rp25 ribu.
Selain itu, disini juga tersedia musala, gazebo, aula, live musik, parkir dan masih banyak lainnya yang bisa digunakan. Penasaran ingin mencoba, silahkan berkunjung. Jangan lupa protokol kesehatan juga ya Sobat Wisata.
Lahir dari Korban PHK
Asal usul objek wisata Lembur Kula ini cukup menarik. Karena lahir dari kreatifitas Ade Kardiana, warga Komplek Ambuleuit, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang. Objek wisata ini resmi berdiri pada tanggal 20 September 2020 saat pandemi Covid-19.
Pria berusia 48 tahun ini awalnya merupakan karyawan swasta, yang akhirnya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari salah satu perusahaan ternama di Kabupaten Pandeglang. Pesangon pun diterima.
Lanjut Ade, pesangon yang diterimanya itu tak lantas dihabiskan begitu saja. Dia ingin uang ini memberikan manfaat lebih. Alhasil, ide mendirikan objek wisata pun dilakoninya. Bermodal dari uang pesangon yang dirasa cukup, niat yang kuat untuk berwirausaha, serta mendapat dukungan dari keluarga, teman dan para pemuda setempat, maka lahirlah objek wisata Lembur Kula, yang menjadikan kedai kopi bernuansa wisata alam.
“Saya ini korban PHK, dari pada menjadi pengangguran, ya saya manfaatin alam. Sebelum membuka Lembur Kula, saya kerja di Sosro (perusahaan) selama 25 tahun kena PHK karena pandemi. Kebetulan saya punya relasi untuk buka ini. Alhamdulillah, jadi manfaat uang pesangonnya,” ungkap Ade saat ditemui di Lembur Kula, Kamis (25/2).
Ade pun bersyukur sejak dibuka 20 September 2020 atau sudah berjalan lima bulan, hingga kini masih bertahan. Dia pun senang, meski di masa pandemi Covid-19, dia dapat membantu warga Pandeglang lainnya untuk bekerja di objek wisata Lembur Kula.
“Orang banyak yang kelimpungan di masa pandemi, alhamdulillah disini kami bisa menciptakan lahan pekerjaan buat masyarakat Pandeglang. Yang dipekerjakan ada 30 orang, semuanya asli dari lokal,” jelasnya.
Ade pun mengakui, jika objek wisata yang didirikannya ini tak ada campur tangan pemerintah, alias murni milik dan dikelola dia saja. “Ini milik sendiri, saya bergerak sendiri tak ada campur tangan pemerintah,” tegasnya.
Sejatinya kata Ade, kosep awal Lembur Kula itu bukan tempat wisata, akan tetapi kedai kopi bernuasa terbuka di alam bebas. Namun karena tak sedikit warga yang berkujung dan viral Lembur Kula itu objek wisata, pada akhirnya mau tidak mau konsep wisata pun ditambahkan.
“Sebetulnya, di awal konsep yang dijual itu kedai kopi dengan segala fasilitasnya. Berhubung kebanyakan orang atau pengujung menyebutnya tempat wisata saja, pada akhirnya konsep itu saat ini dijadikannya konsep ngopi sambil menikmati indahnya tempat wisata,” terangnya.
“Mau tidak mau, kami mengubah konsepnya. Karena daya tariknya lebih kepada tempat wisata. Sebetulnya juga, kami mau memperkenalkan kopi robusta Pandeglang, karena kami punya produk kopi khusus dari Pandeglang. Walau sudah menjadi objek wisata, kopinya tak hilang. Tapi kami padukan menjadi ngopi sambil menikmati indahnya tempat wisata,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa wisatawan yang berkujung ke Lembur Kula cukup lumayan atau tak ada matinya, walau kondisi sedang masa pandemi. Setiap harinya, rata-rata ada 100 orang yang berkujung ke tempatnya. Bahkan di hari weekend bisa mencapai 200-500 orang.
“Setiap bulan dari pengujung itu, omset yang saya dapatkan sekitar Rp30 juta. Alhamdulillah, cukup untuk menggaji karyawan,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post