SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Para guru di Kabupaten Pandeglang tengah diresahkan oleh ulah sejumlah oknum yang datang ke sekolah dan mengaku sebagai wartawan. Bahkan para oknum itu tak segan-segan mencatut nama pejabat di Kejaksaan Negeri (Kejari) Pandeglang dan Polres Pandeglang untuk memuluskan aksinya, dalam melakukan tindakan pemerasan terhadap guru dengan menarget nominal uang.
Salah seorang Guru SMA Negeri di Kabupaten Pandeglang yang namanya minta diinisialkan, GR mengungkapkan, kerap didatangi oleh oknum yang mengaku-ngaku wartawan. Bahkan hingga menyebut-nyebut lembaga Kejari dan Polres.
“Sering itu om (sebutnya ke wartawan). Biasanya mereka (oknum) bilang ini sekolah bapak bisa saya laporin ke polisi sama kejaksaan, saya kenal sama Kapolresnya tinggal saya telepon,” ungkap GR, menceritakan aksi oknum yang mengaku wartawan, Minggu (7/3).
Dugaan pemerasan tersebut dilakukan rombongan oknum wartawan abal-abal saat sekolah menerima dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Modusnya untuk mengorek berbagai informasi dari sekolah, terkait pengelolaan dana dari Kementerian Pendidikan itu.
Namun ujung-ujungnya, kata GR, oknum itu akan meminta uang mulai dari Rp5 juta sampai R10 juta sebagai biaya “tutup mulut”. Menurutnya, Jika uang tersebut tidak segera disiapkan, maka akan terus didatangi ke sekolah dan mengancam untuk mempublikasikan sederet masalah sekolah itu ke media.
“Datangnya rombongan, kemarin-kemarin (Kamis, 4/3) itu dua orang ngadep ke pak kepala, terus yang lain ada yang ngambil foto sekolah. Saya kurang persis hafal mukanya, tapi ada satu orang ciri-cirinya pakai kalung gede dan pas dateng itu mereka langsung masang muka sangar-sangar,” jelas GR.
Meski sudah beberapa kali dihiraukan, namun rombongan oknum wartawan abal-abal ini kerap datang kembali ke sekolah dan mengancam akan mempublikasi pengelolaan dana BOS. Parahnya, mereka hingga datang ke rumah pribadi kepala sekolah dengan menebar ancaman yang sama.
“Mending kalau namunya pas hari kerja, ini kata kepala sekolah saya mereka hari libur juga datang ke rumah. Terus datangnya malem, kadang mau istirahat juga kepala sekolah saya jadi keganggu. Makanya, saya minta bantuan supaya kelompok-kelompok seperti mereka segera ditindak dan enggak meresahkan lagi,” harapnya.
Terpisah, Kasi Pidana Khusus Kejari Pandeglang, Ario Wicaksono memastikan lembaganya tidak pernah punya urusan apapun dengan oknum yang mengatasnamakan wartawan tersebut. Bahkan ditegaskannya, guru supaya lebih berani dan melaporkan hal itu ke polisi.
“Enggak bener itu, itu orang yang enggak bertanggungjawab. Saya sudah sering bilang laporin aja ke polisi, pancing terus kalau bisa langsung amanin orangnya. Soalnya yang sering dicatut itu Kasi Intel sini,” tegasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post