SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Selama masa pandemi Covid-19, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Benteng (TB) mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp 3 Miliar. Demikian diungkapkan oleh Ketua Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Wawan Setiawan.
Wawan mengatakan kerugian tersebut disebabkan oleh sebagian pelanggan PDAM TB yang notabene perusahaan meminta penangguhan atau mengubah skema pembayaran.
“Bandara Soekarno-Hatta ada perjanjian batas maksimal pembayaran. Jadi mau pake atau mau enggak, bayar sekian. Tapi sekarang karena pandemi ini dia minta bayar sesuai pemakaian atau cash maksimal,” ujarnya kepada Satelit News, Jumat (5/3).
Lantaran hal tersebut, pelayanan PDAM TB kepada masyakarat terganggu. Sehingga, Pemerintah Kota Tangerang harus turun tangan untuk menalangi kerugian yang mencapai Rp 3 miliar tersebut.
Kerugian tersebut disebabkan karena PDAM TB harus menanggung subsidi silang untuk MBR. Diketahui, PDAM TB memberikan subsidi air kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga Rp 2.700 per kubiknya.
“Jadi kita (Pemkot Tangerang) nalangin MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang mencapai Rp 3 Miliar,” ungkapnya.
Kendati demikian, kata Wawan untuk tahun sebelumnya, PDAM TB tidak merugi. “PDAM TB merugi karena pandemi. Kalau potensi kerugian karena bisnis enggak ada,” imbuhnya.
Subsidi silang ini, kata Wawan sudah diterapkan PDAM TB sejak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini berdiri. “Karena profit oriented tidak boleh menyusahkan masyarakat,” katanya.
Menurut Wawan salah satu kelemahan PDAM TB tak memproduksi air mandiri. PDAM TB membeli air ke perusahaan swasta yakni PT Moya. Bila saja PDAM TB dapat mandiri maka potensi kerugian kemungkinan kecil.
‘”Harga beli ke Moya itu lebih tinggi ketimbang jual ke masyarakat. Karena ada subsidi silang. PDAM TB membeli air ke PT Moya sebesar Rp 3.230 per kubik sementara dijual ke masyakarat itu Rp 2.700 per kubik,” jelas Wawan.
Namun kata dia, harga ini tersebut hanya berlaku bagi masyarakat saja. Hal ini tidak berlaku bagi pelanggan perusahaan.
“Jadi PDAM TB ambil keuntungan dari komersil karena dijual bisa lima kali lipat,” kata Wawan.
Wawan berharap, PDAM TB dapat memproduksi air mandiri. Karena prinsip BUMD yakni memberikan pemasukan sebanyak-banyaknya bagi Pemkot Tangerang yang bermuara ke APBD.
“Tapi di satu sisi mereka (PT Moya) bantu kita. Karena kita (Pemkot Tangerang) dulu nggak punya uang untuk jaringan instalasi akhirnya kerja sama dengan PT Moya mereka yang biayakan,” kata Wawan.
Hingga berita ini diterbitkan Satelit News belum mendapatkan konfirmasi dari pihak PDAM TB. Direktur UmumbPDAM TB, Dody Effendi tidak merespon saat dihubungi. Begitu juga dengan Asda II Pemkot Tangerang, Indri Astuti yang menangani BUMD. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post