SATELITNEWS.ID, SETU—SMA Negeri 2 Tangerang Selatan (Tangsel) kembali menoreh prestasi gemilang di tingkat internasional. Anak didiknya, Kayla Shakila siswi kelas XII MIPA 10 meraih medali emas di ajang International Economic Olympiad (IEOx) Winter Challenge 2021 atau olimpiade ekonomi internasional yang berlangsung pada 27-28 Februari lalu.
Kayla menceritakan, lomba ini terdiri dari 3 babak yaitu Economic Test, Financial Literacy dan Business Case. Dalam babak Business Case yang terdiri dari 128 tim dari 24 negara yang mendaftar. Kayla bersama timnya (1 tim terdiri dari 5 orang) menjadi salah satu dari 6 tim terbaik dan berhasil masuk ke babak final serta mendapat kesempatan untuk mempresentasikannya di hadapan juri secara langsung.
“Saya medalis perak Kompetisi Sains Nasional 2020, yang mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi Pelatihan Nasional (Pelatnas) bidang Ekonomi dalam mempersiapkan perwakilan Indonesia dalam ajang International Economics Olympiad 2021. Nah, Pelatnas itu sendiri terdiri dari 3 tahap, dan saya berhasil lolos ke tahap 2 bersama 14 teman lainnya yang dulunya para medalis KSN bidang ekonomi tahun 2020,” cerita Kayla mengenang perjalananya meraih emas tersebut sebagaimana melansir dari indopolitika.
Mendengar akan diadakannya lomba IEOx Winter Challange ini, dosen yang mengajar Pelatnas itu, kata dia, menyarankan mereka untuk mengikuti lomba tersebut. Mereka membuat tim yang terdiri dari lima orang untuk menjawab tantangan Business Case yang diberikan. “Kami membuat video presentasi yang berdurasi 10 menit karena tidak memungkinkan kami bertemu, kami memutuskan untuk mengerjakannya secara daring melalui zoom meeting dan mengumpulkannya kepada panitia,” ceritanya.
Video yang mereka kumpulkan dinilai oleh tim peserta lain (sistem Peer Grading). Bagi 6 tim terbaik akan masuk ke babak final untuk mempresentasikan hasil Business Case nya di depan para juri secara langsung dan melalukan sesi tanya jawab. “Alhamdulillah, tim saya mendapatkan kesempatan untuk masuk ke babak final dan berhasil meraih peringkat ke 5. Nah pada babak Business Case ini, ada 128 tim yang mendaftar dari 24 negara,” ulasnya.
Pada 28 februari, ada Financial Literacy Game (FLG) dan Economic Test. Untuk FLG, mereka harus merencanakan, membuat keputusan, berpikir kritis, mengevaluasi profitabilitas investasi, dan harus mencapai tujuan yang diminta berdasarkan Personal Finance Plan.
“Tantangannya adalah karena waktu yang diberikan itu terbatas (hanya 90 menit) tapi kita harus mencapai semua target dan harus berpikir secara cepat dan tepat dalam memilih instrumen investasi yang sesuai dengan risk profile agar dapat mencapai keuntungan yang maksimal,” jelasnya.
Untuk economic test itu sendiri dilaksanakan selama 80 menit terdiri dari 20 pilihan ganda. Tingkat kesulitannya itu sulit karena materi-materi nya berbeda dengan materi saat KSN kemarin. Buku-buku rerensinya itu buku luar negeri dan diperlukan pemahaman yang lebih mendalam. “Logika sangat berperan penting dalam menjawab soal ini,” katanya.
Menurut dia, lomba tersebut terbuka untuk umum. Dan yang mendaftar mencapai 581 orang dari 24 negara. “Karena yang mengadakan lomba ini dari International Economics Olympiad, saya yakin yang mendaftar adalah calon-calon perwakilan negara masing-masing dalam mempersiapkan lomba IEO itu sehingga peserta yang mendaftar memiliki latar belakang dan pemahaman yang bagus dalam bidang ekonomi,” urainya.
Pada saat pengumuman, Kayla sendiri tidak mengira untuk dapat memenangkan lomba ini. Berpikir untuk mendapat perunggu saja tidak. Namun setelah diumumkan nama-nama peraih medali perunggu, perak, dan kemudian emas namanya terpampang di Live Youtube IEO. “Saya sangat bahagia dan bersyukur atas prestasi yang tidak diduga-duga ini,” imbuhnya. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post