SATELITNEWS.ID, SERANG–Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyebut, kasus stunting di Provinsi Banten mencapai 24,1 persen. Kasus tersebut terbilang masih tinggi, meskipun dibawah rata-rata nasional. Lantaran sesuai amanah dari Presiden, kasus stunting ditarget harus 14 persen.
Hasto mengatakan, terkait stunting ini ada beberapa persoalan yang mendasari, salah satunya adalah persoalan akses air bersih. Padahal menurutnya, masyarakat sudah dikasih air bersih melalui program Pamsimas. Namun masih ada yang tidak dimanfaatkan.
“Alasannya non teknis, contohnya seperti ini air dari makam, terus ada yang tidak dimanfaatkan, karena bayar. Jadi perilaku itu menjadi luar biasa, makanya stunting itu nampak sekali harus merubah perilaku untuk bagaimana hidup bersih dan sehat, di lingkungannya,” kata Hasto, saat ditemui usai dialog dengan masyarakat di Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Senin (22/3).
Secara administrative tambahnya, Provinsi Banten sangat dekat dengan Jakarta, Ibu Kota Indonesia. Kemudian aksesnya tidak terlalu sulit, namun stuntingnya masih 24,1 persen. Artinya setiap 4 anak, ada satu yang stunting.
“Makanya saya minta dukungan ke pak Gubernur dan ibu Bupati, secara persuasif. Target kami sesuai amanah dari bapak Presiden, 14 persen, harus tercapai,” tuturnya.
Sementara, Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy mengatakan, salah satu permasalahan stunting ini diakuinya, bagaimana kualitas airnya. Namun demikian, Pemprov Banten sudah melaksanakan fungsi koordinasi untuk memetakan lokus stunting, di Provinsi Banten.
“Alhamdulillah di tahun 2017, kita itu stunting dipresentasekan 29 persen, di tahun 2019 turun 23 persen, dibawah rata-rata angka stunting nasional,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post