SATELITNEWS.ID, SERANG–Survei Badan Pusat Statistik Pusat menunjukkan Provinsi Banten menempati posisi sembilan produsen beras nasional. Banten menggeser posisi yang sebelumnya diduduki Sumatera Barat.
Merujuk BPS Pusat pada 1 Maret 2021, Banten mampu menghasilkan padi 1.655.170 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 937.815 ton beras. Hasil panen itu diperoleh dari lahan seluas 325.333 hektare.
Dalam penghitungannya, BPS menggunakan metode Survey Kerangka Sampel Area (KSA), dari keseluruhan produksi beras se-Indonesia tahun 2020, Banten berhasil naik ke peringkat ke sembilan sebagai produsen beras terbesar nasional menggeser posisi Provinsi Sumatera Barat yang sebelumnya di peringkat sembilan.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, pencapaian Provinsi Banten yang berhasil naik ke peringkat sembilan sebagai produsen beras terbesar Nasional, merupakan hasil dari langkah terobosan teknis di tingkat lapangan. Dimana, beberapa langkah teknis tersebut yaitu keragaman teknis perbaikan varietas unggul Nasional mulai dari penggunaan varietas Ciherang, Inpari 32 dan Inpari 42. Kemudian keragaman teknologi pemupukan berimbang, serta penggunaan agensia hayati pada pengendalian hama terpadu.
“Strategi ini mampu meningkatkan produktivitas dari 48,95 ku/ha menjadi 50,50 ku/ha. Langkah strategis selanjutnya Dinas Pertanian Provinsi Banten akan terus meningkatkan inovasi keragaman teknologi produksi padi” kata Agus, Kamis (25/3).
Selain itu kata Agus, keberhasilan Pemprov Banten dalam peringkat produsen beras Nasional juga diikuti dengan peningkatan pendapatan petani yang diukur dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP), selama kurun waktu bulan Januari-Februari Tahun 2021 NTP Provinsi Banten adalah yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu pada angka 101,16 dan 100,92.
“Proyeksi ke depan Provinsi Banten harus mampu berada pada peringkat ke delapan (8) Nasional dengan target rata-rata produktivitas bisa mencapai 52,50 ku/ha,” harap Agus.
Diketahui, dari rilis BPS untuk posisi pertama sebagai produsen beras terbesar se-Indonesia ditempati oleh Provinsi Jawa Timur, 5.712.597 ton beras. Peringkat kedua, Provinsi Jawa Tengah, 5.428.721 ton beras dan peringkat ketiga, Provinsi Jawa Barat, 5.180.202 ton beras. Kemudian, peringkat keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, 2.687.970 ton beras.
Untuk Provinsi Sumatera Selatan berhasil menempati peringkat kelima, 1.567.102 ton beras. Posisi keenam ditempati Provinsi Lampung, 1.515.678 ton beras. Kemudian peringkat ketujuh, Provinsi Sumatera Utara, 1.164.435 ton beras dan kedelapan, Provinsi Aceh, 1.007.143 ton beras.
Peringkat kesembilan, Provinsi Banten, 937.815 ton beras. Provinsi Banten mampu menggeser posisi Provinsi Sumatera Barat yang tahun ini harus turun ke peringkat kesepuluh dengan 799.123 ton beras.
Gubernur Banten Wahidin Halim menjelaskan, pada situasi seperti ini masyarakat akan membutuhkan kebutuhan pokok. Kekuatan sektor pertanian akan menjadi ketahanan pangan serta memastikan kekuatan stok bahan kebutuhan pokok.
“Kita sedang menghadapi wabah yang merata di seluruh negeri dan berdampak juga di Provinsi Banten. Kita mengandalkan industri dan perdagangan yang masih dalam situasi pandemi Covid-19, yang berimbas kepada perekonomian,” ungkapnya.
“Semua akan tetap bergulir dengan baik apabila kita dapat memastikan ketersediaan pangan dan bahan pokok. Sehingga perdagangan tetap berputar dengan stabil, tidak ada kenaikan harga atau kelangkaan stok,” tambah Gubernur. (gatot)
Diskusi tentang ini post