SATELITNEWS.ID, CIPUTAT TIMUR—Penangkapan AJ mengejutkan sang istri NGH. Dia syok ketika melihat suaminya sudah dalam keadaan diringkus oleh tim Densus 88 Antiteror. Dari hasil penggeledahan, NGH menyebut, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti puluhan ketapel, senjata tajam, dan kaos-kaos bergambar Habib Rizieq serta pin atribut FPI.
“Banyak yang dibawa sama polisi. Kaos bergambar Habib Rizieq, karena bapak emang menjual kaosnya. Terus ada pin-pin kayak lambang FPI, dua senjata tajam dan ketapel,” ungkap NGH.
NGH bercerita, saat suaminya ditangkap, dirinya baru datang selesai berbelanja di pasar untuk kebutuhan barang dagangannya. Sedangkan, AJ tengah tertidur di dalam kontrakan ditemani anaknya yang paling kecil tengah belajar dan bermain.
Sepulang dari pasar, NGH terkejut lantaran kontrakannya sudah dikelilingi banyak orang berpakaian preman yang belakangan diketahui merupakan anggota Densus 88 Antiteror.
Saat itu, dirinya pun melihat suaminya sudah diamankan dengan posisi tangan terikat dari belakang. Dia hanya melihatnya pun sekilas, karena suaminya itu dikerumuni dan dijaga cukup ketat oleh polisi.
Dia mengira, suasana ramai itu karena anaknya jatuh sedang bermain. “Saya enggak tahu, saya lagi belanja. Anak saya lagi belajar di sini. Terus tau-tau pulang belanja, udah banyak orang di sini. Saya tanya, pak ada apa ini rame? Katanya nggak ada apa-apa. Saya kira anak saya jatuh lagi main. Orang saya aja ada suami saya di situ (di depan kontrakan) nggak tahu, saking banyaknya orang. Saya cuma lihat sekilas doang. Saya masuk sama polisi bongkar-bongkar. Begitu saya di dalem, suami saya dibawa ke mobil,” kata NGH saat ditemui di kontrakannya, Selasa (30/3/2021).
Karena penasaran, ibu dua anak itu kemudian bertanya kepada salah satu anggota polisi alasan suaminya ditangkap. Tetapi, setelah tahu, NGH pun terkejut. Dia tak menyangka suaminya itu terlibat dalam jaringan teror bom yang ditangkap di Bekasi.
“Saya nanya ke pak polisi pak kenapa suami saya di bawa? Katanya ‘suami ibu ikut terlibat teror bom Bekasi’. Saya nggak tahu ya, soalnya nggak pernah nonton TV. Baru lihat semalem saya lihat ada berita-berita kayak gitu. Enggak tahu dimananya, kata polisi terlibat rakit bom Bekasi,” papar NGH sambil berkaca-kaca menahan tangis.
Melihat suaminya ditangkap NGH hanya bias pasrah. Dia masih antara percaya dan tidak percaya bahwa suaminya ditangkap polisi dan terlibat terorisme. “Sampai saat ini masih kaget kok bisa. Setelah dijelasin polisi saya kaget. Orang dia betulin kabel aja nggak bisa. Seandainya ada yang putus nih, enggak bisa. Bongkar apa juga nggak bisa. Apalagi ngerakit gitu. Percaya nggak percaya, ko bisa sampai situ (rakit bom),” tuturnya.
Dia pun tampak masih lemas. Matanya terlihat sembab habis menangis. Menurutnya, kabar AJ ditangkap polisi pun sudah diberitahu kepada anaknya yang berusia 22 tahun dan 9 tahun. Termasuk kepada keluarga AJ pun sudah diberitahu bahwa AJ ditangkap polisi. “Semalem udah kasih tahu anak saya yang paling besar, kakanya suami saya juga udah dikasih tahu. Ya kita sedih, nangis. Sekarang pasrah aja,” pungkasnya.
Selama ini, NGH pun tak merasa curiga dengan aktivitas suaminya itu. Sehari-hari, suaminya sibuk membantu jualan di Situ Gintung dan memupuk bibit cabai rawit lalu dijualnya. Di luar itu, suaminya itu pun cukup rajin mengikuti pengajian yasinan dan tahlilan. “Saya enggak ada curiga atau apa. Orang dia ngaji, yasinan dimana, orang tahlilan dimana, kalau pergi pakai baju koko. Kita tahunya ngaji, pengajian. Padahal tiap hari nih, dia buat bibit cabe buat dijual, udah lama. Memang tiap hari kerjaanya begitu. Memupuk bibit cabai dan dijual. Dijual 15 ribu dua batang, cabai rawit lagi laku banget,” tuturnya. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post