SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Aksi terorisme yang kini marak terjadi di sejumlah wilayah Indonesia membuat kondisi toleransi antar umat beragama berpotesi renggang. Namun demikian, berbagai cara dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan sehingga tak terprovokasi dengan peristiwa tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa lintas agama di Kota Tangerang yang mengadakan doa bersama lintas agama terkait aksi tersebut. Berlokasi di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdatul ulama (STISNU) Tangerang Cikokol, Sabtu, (03/04). Doa bersama ini diikuti oleh enam kelompok mahasiswa lintas agama. Diantaranya, Islam, Budha, Hindu, Kong Hu Cu, Kristen Protestan dan Katholik.
Dewan Mahasiswa Eksekutif STISNU Tangerang, Holid Safei mengatakan kegiatan ini merupakan upaya pencegahan kesalahpahaman antar umat beragama. Terutama Islam dengan agama lainnya. Pasalnya, aksi terorisme dengan bom bunuh yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (29/3). Kemudian, penyerangan Mabes Polri, Jakarta Selatan, oleh wanita bersenjata Rabu (31/03) lalu.
“Silaturahmi umat beragama dan salah satunya membuat kita semakin bersatu melawan tindakan terorisme dan radikalisme yang dalam waktu dekat terjadi di dua titik,” ujarnya kepada Satelit News.
Dalam doa bersama ini para mahasiswa menggunakan lilin sebagai simbol duka cita dan persatuan. Setidaknya ada sekitar 80 mahasiswa serta pemuka lintas agama yang mengikuti kegiatan ini baik tatap muka dan daring.
Mereka berdoa menurut kepercayaannya masing-masing. Holid menjelaskan yang dikatakan pada konsolidasi tersebut yakni terkait nilai-nilai Pancasila, kebangsaan, keagamaan dan kemanusiaan. “Saya ajak teman-teman untuk lebih solid lagi dalam meningkatkan tali persaudaraan dan menjaga kerukunan umat beragama. Dan berharap peristiwa ini tidak terulang lagi,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Sekjen Pimpinan Cabang Kota Tangerang Hima Budhi, Aditya sunarsah. Melalui kegiatan ini tentunya hubungan umat lintas agama akan kembali erat. Sehingga, tak terprovokasi dengan aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam. Kata dia, semua agama mengajarkan kebaikan. Kendati, kerap disalahtafsirkan oleh oknum.
“Bahwa kita ini satu Indonesia. Saya berharap ke depan kita umat beragama bisa terus hidup berdampingan tanpa bersinggungan. Mungkin kita juga akan mengadakan buka bersama dengan umat Islam atau bagi-bagi takjil,” jelasnya.
Perwakilan Pimpinan Cabang Pemuda Katolik Kota Tangerang, Pietro Gracio pun mengutuk aksi terorisme tersebut. Namun demikian, kata dia yang disalahkan bukan agama yang dianut kendati orang dan yang melakukan aksi radikalisme.
“Kita pererat persatuan antar lintas agama dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar aksi terorisme ini tidak terjadi berkelanjutan,” jelasnya. “Kita pun melakukan orasi dan orasi tersebut membangkitkan semangat para lintas agama untuk menumpas radikalisme terorisme, ekstrimisme yang ada,” tambah dia.
Kata dia, terutama pada pemuda yang menjadi masa depan bangsa. Dimana mereka merupakan kunci keberhasilan dimasa yang akan datang. “Untuk para lintas agama pemuda pemudi kita ayo kita mempererat kembali kesadaran kita merangkul satu sama lain menumpas radikalisme ini, ekstrimisme ini dan aksi terorisme ini tidak terjadi lagi di wilayah Indonesia,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post