SATELITNEWS.ID, TANGSEL–Pemerintah Kota Tangerang Selatan memulai proses vaksinasi khusus pedagang di BSD Junction, Serpong, Senin (5/4). Vaksin tersebut ditargetkan diberikan kepada 10.000 pedagang dalam lima hari ke depan.
Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany menjelaskan bahwa untuk vaksinasi ini ada beberapa skenario yang disiapkan pemerintah. Setidaknya tiga skenario sudah disiapkan.
“Kita kan saat ini memiliki 69 Faskes,” kata Airin yang menambahkan bahwa faskes ini akan dimanfaatkan untuk percepatan pemberian vaksin kepada masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga berkerjasama dengan pihak ketiga. Salah satunya adalah pihak swasta, yang mana saat ini juga pemerintah sedang menggunakan fasilitas BSD Junction.
Saat ini Pemerintah juga sedang fokus memberikan vaksin terhadap lansia. Yang mana prioritas pemberian vaksin adalah lansia ber-KTP. Namun ke depannya Airin memastikan bahwa seluruh lansia baik ber-KTP atau tidak ber-KTP Tangsel akan tetap menerima fasilitas ini.
Kepala Dinas Kesehatan, Alin menjelaskan bahwa setiap harinya untuk mencapai target pemerintah akan memberikan vaksin sebanyak 2.000. Kemudian dia menambahkan bahwa nantinya vaksin tersebut diharapkan akan bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Sehingga vaksinasi bisa menjadi solusi masyarakat untuk mengatasi Covid-19.
Di Indonesia, vaksinasi sudah menyasar pada 12,7 juta orang. Semuanya sudah divaksinasi dengan vaksin Sinovac maupun AstraZeneca yang sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Pekan ini, vaksinasi diklaim lebih cepat lagi dibanding minggu lalu yang hanya 10 juta orang. Dengan begitu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan Indonesia berada dalam peringkat delapan dunia dalam laju vaksinasi tercepat.
“Sudah mencapai 12,7 juta vaksinasi, dalam 1 minggu kita sudah bisa menambah 2,5 juta vaksinasi per minggu. Ini membuat Indonesia di posisi 8 dunia,” kata Menkes Budi dalam keterangan virtual, Senin (5/4).
“Jika tak termasuk negara yang memproduksi vaksin sendiri, bahkan Indonesia di nomor 4 dunia,” lanjutnya.
Menurutnya, kondisi ini bagus untuk menjawab sikap atau pandangan skeptis internasional terhadap Indonesia. Budi menegaskan, dengan dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat angka kasus di RS menurun, kasus kematian menurun.
“Ditambah laju vaksinasinya baik, tolong kita jaga. Jangan sampai ada liburan panjang yang selalu terbukti secara empiris meningkatkan 30-50 persen. Bahkan ada sampai 100 persen, itu kita harus hindari sehingga rakyat tidak merasa letih. Kalau kemudian kasusnya naik lagi dan kita harus mengerem kegiatan,” katanya.
“Lebih baik perlahan membuka dan kita menggunakan protokol kesehatan terbukti bisa menjaga laju penularan seperti saat ini,” tutupnya. (irm/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post