SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Uci Sanusi adalah seorang guru di SMPN 1 Kosambi Kabupaten Tangerang. Sebagai seorang pendidik, dia telah mengajar selama 33 tahun.
Uci pernah menempuh pendidikan di SDN Kamal 01, SMPN 190 Jakarta dan MAN 1 Serang. Kemudian menempuh pendidikan D2 IAIN Jakarta, S1 di STAIM Bandung, S2 UNIPA PGRI Adibuana.
Sebelum berkarir di SMPN 1 Kosambi, ia pernah mengajar di MTs Banitammam di Jakarta Barat. Pria berusia 54 tahun itu ingin menjadi guru karena terinspirasi guru mengajinya di masa kecil.
“Saya lihat guru ngaji waktu kecil. Kok enak menularkan ilmu. Menurut saya jadi guru itu mulia dan dihargai orang, saya ingin menularkan ilmu dan untuk mencapai ridho Allah,”ungkap Uci.
Uci sempat ditawari untuk menjadi Lurah. Namun dia menolak tawaran itu karena ingin fokus mengajar agar ilmu yang telah ditempuhnya bermanfaat bagi orang lain.
“Pada saat itu dibutuhkan 20 orang untuk menjadi lurah di Provinsi banten. Saya tidak mau karena ingin menjadi guru atau dosen saja. Dan ternyata tidak diizinkan menjadi dosen karena dibutuhkan di Kabupaten Tangerang,”ungkapnya.
“Saya pengen jadi dosen biar berkembang. Kalau di SMP begini enggak berkembang. Tadinya saya jadi pembina OSIS, bagian Humas, kesiswaan, kurikulum. Tapi saya sekarang enggak jadi apa-apa, tapi saya menikmati saja,”imbuhnya.
Di tahun 2005, Uci menjadi guru bantu sekolah yang saat ini menjadi PPPK. Pada saat itu Uci ditempatkan di SMPN 1 Kosambi sampai tahun 2007. Kemudian mendaftarkan diri menjadi PNS dan dinyatakan lolos. Sebelum menjadi PNS, ia tidak hanya mengajar di SMPN saja tetapi di SMA PGRI Teluknaga.
“Kan paginya di SMP, sorenya di PGRI. Kadi masih senggang waktunya,”ujarnya.
Uci menambahkan pada tahun 2007, dia diminta mengajar Bahasa Inggris. Namun, dia tidak memiliki ijazah sekolah bahasa Inggris.
“Saya kan ada ijazah PAI tetapi tidak bisa katanya. Akhirnya saya kuliah lagi S2 di PGRI Adibuana Surabaya,”ujarnya.
“Setelah saya S2, kemudian kepala sekolah pada saat itu terinspirasi ingin kuliah lagi. Katanya masa gurunya S2 tapi kepala sekolahnya S1. Dan akhirnya para guru-guru pun mengikuti,”ujarnya.
Biaya perkuliahan ia tanggung sendiri, semangat menempuh pendidikannya luar biasa. Selama S1-S2 di luar kota ia tidak pernah tinggal di kostan karena mengajar dari pagi hingga sore di dua sekolah yang berbeda. Sempat jadi dosen di Stitara Tangerang Raya dan PTIQI Ciputat.
Keinginannya yang belum terwujud ialah ingin memiliki yayasan pendidikan. “Saya ingin membuka lembaga pendidikan tapi mau informal atau formal itu tergantung nanti. Itu aja sih kepingin saya, kalo itu sudah tercapai udah seneng,”ujarnya.
Uci lahir di Jakarta, 31 Mei 1966. Dia menikahi istrinya bernama Yurnalis serta dikaruniai tiga orang anak yaitu Lahiya Qohwiyeni, Ismatul Maula, Iin Savina. Saat ini mereka tinggal di Perumahan Nuasa Mekar Sari 2 RT 04 RW 05 Blok G5 Desa Rajeg Mulya Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang. (mg3/gatot)
Diskusi tentang ini post