SATELITNEWS.ID, PINANG—SDN Pinang 7 Kecamatan Pinang Kota Tangerang terus berbenah. Setelah berhasil menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Banten pada tahun 2017 lalu, sekolah tersebut kini menatap piagam Adiwiyata Nasional.
Ketua Tim Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) SDN Pinang 7 Merri Sabtiani Rahayu mengungkapkan sekolahannya menerima piagam Adiwiyata Kota Tangerang pada tahun 2015. Dua tahun berikutnya mereka menerima piagam Adiwiyata tingkat Banten. Saat ini, kata Merri, pihaknya sedang mengikuti proses menuju Adiwiyata tingkat nasional.
“Kami sudah melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Dokumen itu baru akan kita kirim ke Dinas Lingkungan Hidup” ujar Merri kepada Satelit News.
Sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Banten, SDN Pinang 7 sudah banyak melakukan pembenahan. Penghijauan di lingkungan sekolah telak dilaksanakan. Saat dikunjungi, terlihat pepohonan hidup subur serta tumbuhan di dalam pot banyak tersebar di area sekolah. Begitu juga tanaman hias yang bergantungan. Ketika menuju halaman belakang terlihat tanaman buah dengan beraneka ragam jenis serta ikan-ikan hias, hidroponik dan lainnya.
Proses menuju Adiwiyata tingkat nasional berlangsung cukup lama. Butuh waktu empat tahun bagi SDN Pinang 7 untuk mengikuti penilaian Adiwiyata nasional. Kendati demikian, Merri mengatakan SDN Pinang 7 sudah siap.
“Rencananya penilaian akan dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Banten pada bulan Mei nanti. DLH Banten akan melakukan verifikasi lapangan. Namun kami belum tahu jadwal pastinya kapan,” ujarnya.
Merri menambahkan, banyak aspek yang akan dinilai. Diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, menjaga, merawat dan mengolah termasuk dalam penilaian penting menuju Adiwiyata nasional.
“Alhamdulillah semua aspek untuk yang mendukung penilaian segala sesuatu kita punya. Jumlah tanaman harus sesuai dengan jumlah siswa, sumur resapan, biopori, hasil buah, dan lainnya” ujarnya
Merri menambahkan, pihak sekolah membuat berbagai jadwal pemeliharaan lingkungan yang harus dilaksanakan seluruh warga sekolah. Jadwal tersebut berguna untuk tanggungjawab warga sekolah tentang bagaimana merawat sekolahnya.
“Ada jadwalnya contoh sampah komunal. Itu harus dibuat, harus dimanfaatkan, perawatan tanaman pokoknya semua item itu harus terpenuhi,”ujarnya.
Sekolah juga membuat berbagai macam inovasi yakni menjual hasil olahan berbahan buah. Tim Adiwiyata bersama memasarkan cemilan lewat online. Hasil dari penjualan akan dibuat keperluan perawatan tanaman lagi.
“Inovasi lain ada keripik daun sirih, permen jely jeruk, keripik pare supaya rasanya enak keripik daun mengkudu dan manisan pepaya” ujarnya. (mg1/gatot)
Diskusi tentang ini post