SATELITNEW.ID, TANGERANG—Hujan deras yang turun menguyur pada Senin, (24/2) malam hingga Selasa (25/2) pagi menyebabkan 14 titik di 8 Kecamatan di Kota Tangerang tergenang banjir. Sebanyak 1.444 warga terdampak banjir mengungsi. Seluruh pengungsi merupakan warga Perumahan Garden City Residence, Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Tangerang Febi Darmawan mengatakan pengungsian terfokus di 3 lokasi yang berbeda yakni di Posyandu RW 22, di Posyandu RW 21, dan Sekretariat RW 13 Perumahan Garden City Kelurahan Gebang Raya.
“Sebagian warga memilih untuk bertahan di rumah masing-masing, dan sebagian warga memilih mengungsi ke rumah saudara terdekat yang lebih tinggi,” ujar Febi, kemarin.
Sekretaris BPBD Kota Tangerang Edi Sofyan mengatakan banjir juga berdampak di beberapa wilayah lain di Kota Tangerang. Daerah aliran sungai Kali Angke juga terimbas seperti Ciledug Indah, Pinang Griya termasuk juga di Komplek DDN, Ganda Asri 2, kemudian Perumahan Puri Kartika dan Wisma Tajur.
“Sementara DAS Cisadane masih terkendali,” katanya.
Edi menerangkan ketinggian air bervariasi dengan yang paling parah ada di wilayah Periuk. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya telah menerjunkan petugas. Lalu menyiapkan posko banjir, dapur umum dan posko kesehatan juga sudah didirikan.
“Kalau yang di Karang Tengah dan Ciledug itu antara 30-60 cm, yang paling parah di Periuk mencapai 1,5 meter. Bantuan juga terus kami distribusikan,” jelasnya.
Sementara, mengantisipasti bahaya kelaparan dan mencukupi asupan ribuan warga yang terdampak banjir, dapur umum pun langsung didirikan. Mengambil lokasi di parkiran Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, puluhan pegawai dari beragam SKPD secara bergantian menyiapkan dan memasak di dapur tersebut.
Indri Astuti, Asda II Pemkot Tangerang menuturkan, sejak pagi sejumlah SKPD pun sudah mulai menyalurkan bantuan. Mulai dari Korpri dengan mengirimkan 110 kilo telur, 20 liter minyak goreng, 20 dus air mineral, 120 dus mie instan, 10 kilo kecap, 44 bungkus bumbu instan.
“Kami juga sudah terima 275 roti dari Disdik, 400 roti dari Kecamatan Periuk, 1.000 roti dari umum, 200 nasi bungkus dari Korpri. Kita juga sudah terima bantuan dari Dishub, Kecamatan Tangerang hingga BKPSDM yang mengirimankan bahan-bahan mentah, yang saat ini sedang kita proses,” ungkap Indri.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sujana mengapresiasi pemerintah Kota Tangerang yang selama kejadian banjir dengan tanggap melakukan penanganan. Saat ini ada 14 pompa yang menyedot kemudian disalurkan ke sungai.
“Ini sangat baik. Dan untuk daerah gebang ini banjir terjadi karena luapan air sungai. Curah hujan tinggi sehingga banjir cukup besar dan air sungai meluap, kita ketahui juga kalau daerah sini merupakan dataran rendah,” ujarnya saat memantau banjir di wilayah Gebang, Kecamatan Periuk, kemarin.
Nana menegaskan, pihaknya bersama unsur Muspida akan memberikan pelayanan yang optimal kepada warga terdampak banjir. Baik itu lokasi pengungsian, pelayanan kesehatan serta pengamanan rumah yang ditinggalkan selama mengungsi.
“Kami, bersama TNI dan Pemda berupaya mengamankan rumah yang ditinggalkan warga mengungsi dan akan melakukan patroli serta pelayanan kesehatan maupun dalam bentuk logistik bagi warga yang mengungsi,” tegasnya.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menilai persoalan banjir yang terjadi di Perumahan Garden City Residance merupakan efek dari pengembang tak menaati peraturan. Seharusnya pengembang dijadwalkan bertemu dengan Pemerintah Kota Tangerang untuk membahas persoalan tersebut namun urung terlaksana karena kondisi banjir.
“Lihat izin – izin mereka kita akan bedah karena izinnya itu sudah dari 2007. Kita selama ini tidak pernah mengeluarkan izin. Makanya kita kan lihat dokumen mereka kita akan cocokkan dengan dokumen kita. Apa yang harus diperbaiki ya perbaiki,” tegas Arief.
Arief menyatakan kalau tanggung jawab yang harus dilakukan pihak pengembang terdapat di dokumen tersebut. Salah satunya adalah pengerukan Kali Ledug. Kendati demikian bila melihat kondisi saat ini mengeruk kali Ledug saja tidak cukup.
“Karena harus diturap belakangnya yang Situ Bulakan kan airnya masuk lewat belakang juga kayak kemarin. Nah maka harus ada penanganan lebih lanjut dari pihak si pengembang,” jelasnya.
“Kalau nggak ijinnya kita mau batalin. Kalau izinnya kita batalin dia harus tindak lanjutin dulu perbaikan – perbaikan lingkungannya,” tambah Arief. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post