SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Banjir yang melanda wilayah Tangerang menimbulkan korban jiwa. Sebanyak tiga anak hilang tenggelam saat bermain air di kali yang meluap dan seorang pria tewas ketika menerobos genangan air di terowongan tol.
Peristiwa tersebut terjadi di tiga wilayah Tangerang. Dua anak terseret aliran kali Maharta di Pondok Maharta, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Selasa (25/2). Di Kota Tangerang, seorang siswa kelas V SDN 2 Sudimara Selatan hanyut di bantaran kali Embel dan kali Angke tepatnya di Perumahan Duren Villa RT 07/02 Kelurahan Pendurenan Kecamatan Ciledug sejak Senin (24/2). Hingga kemarin, ketiganya belum ditemukan. Sementara di Kabupaten Tangerang, Dulatif yang bekerja sebagai satpam tewas akibat menerobos genangan banjir di terowongan tol, kemarin.
Tenggelamnya dua bocah di Pondok Maharta, Pondok Aren Kota Tangerang Selatan terjadi ketika mereka berenang di kali setelah banjir mulai surut. Awalnya, ada empat anak yang berenang yakni Desta, Nazar, Agus, dan Rian. Mereka merupakan warga Pondok Kacang Timur dan dan Kampung Pondok Serut, Pondok Aren.
Awalnya keempat anak tersebut bermain di pinggir kali. Kemudian mereka berempat loncat dari jembatan ke kali. Nahas, ternyata arus kali masih kencang. Akibatnya mereka pun hanyut terbawa derasnya arus.
“Dua terselamatkan dan dua lagi hanyut yakni Desta dan Nizar,” ujar Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel Urip Surpiyatna, kemarin.
Dua korban yang diperkirakan masih duduk di kelas Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu tenggelam terseret arus.
Salah satu saksi mata, Fauzan (13) mengatakan, saat itu seorang temannya sedang nyemplung ke Kali Angke untuk mengambil sendal. Ia bersama rekan sebayanya libur sekolah akibat pemukiman terendam banjir.
“Pengen ngambil sendal, tapi pada ikut tuh 3 orang lagi. 1 selamat karena berhasil ke pinggir, satunya di tolong bapak-bapak, itu yang selamat namanya Agus dan Rian,” ujarnya kepada wartawan di lokasi.
Dua temannya yang masih hilang bernama Nazar, siswa kelas VII SMP. Ciri-ciri berkepala botak, pakai baju merah, tinggal di Gang Lurah RT 03 RW 03, Pondok Kacang Timur. Sedangkan Desta murid kelas 6 SD. Saat berenang, Desta memakai baju hitam berambut panjang. Korban bermukim di Kampung Pondok Serut II RT03 RW 03.
Urip Surpiyatna menambahkan, upaya pencarian masih dilakukan. Pihaknya telah berkomunikasi dengan Badan Sar Nasional (Basarnas), tim Rescue (penyelamatan) yang ada di Kota Tangsel, dan Polisi Air Udara (Polairud).
“Kami sudah berkordinasi dan dari pihak terkait akan melakukan penelusuran dan penyisiran,” pungkasnya.
Di Kota Tangerang, Muhammad Alvian yang merupakan siswa kelas V SDN 2 Sudimara Selatan hanyut di bantaran kali Embel dan kali Angke ketika berenang bersama dengan empat orang temannya sepulang sekolah. Namun nahas saat arus air mengalami peningkatan korban terseret terbawa arus.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Febi Darmawan mengatakan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Saat ini proses pencarian masih terus dilakukan.
“Itu kejadiannya jam 5 an. Laporan dari masyarakat dia sedang main di kali karena arusnya tinggi makanya terbawa,” ujarnya saat dikonfirmasi Satelit News.
Kapolsek Ciledug Kompol Prasetyo Noegroho mengatakan, bocah yang tenggelam sejak Senin (24/2) siang itu hingga kemarin masih dalam pencarian. Korban merupakan warga Kampung Dukuh, Ciledug, Kota Tangerang.
“Masih dilakukan upaya pencarian karena belum ditemukan,”ujarnya.
Di Kabupaten Tangerang, Dulatif ditemukan meninggal dunia di terowongan tol Pasir Rangdu, Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Selasa (25/2). Diduga, korban meninggal karena kelelahan saat mendorong motor ketika menerobos banjir.
Salah satu warga Kampung Pasir Rangdu RT 08/ RW 02, Desa Cibadak, Kecamatan Cikupa, Iwan Susanto (39) mengatakan informasi mengenai penemuan jenazah Dulatif diperoleh dari pelajar yang melintas di daerah tersebut. Pelajar tersebut mengatakan ada orang terjatuh dari sepeda motor dan setelah dilihat, ternyata korban merupakan tetangga Iwan.
“Saya waktu itu sedang di rumah, lalu anak-anak memberitahu saya, katanya ada orang jatuh. Langsung saya periksa, ternyata korban adalah Dulatip, masih tetangga saya juga. Dia sepertinya hendak berangkat bekerja, ” kata Iwan kepada Satelit News, Selasa (25/2).
Lanjut Iwan, korban merupakan seorang satpan di salah satu perusahaan swasta. Iwan menduga, Dulatip terjebak banjir saat berangkat bekerja, lalu mencoba menerobos banjir tersebut sehingga kendaraannya mogok.
Peristiwa tersebut dibenarkan Kanit Reskrim Polsek Cikupa IPTU Apip Rujito. Menurutnya, korban merasa kelelahan karena terjebak banjir di terowongan. Korban mendorong sepeda motornya melewati banjir yang tingginya sekitar 45 cm.
“Diduga kecapean mendorong motor di lokasi banjir. Sehingga korban meninggal dunia,” kata Apip.
Lanjut Apip, korban bukanlah warga yang hanyut karena terdampak banjir. Kata Apip, korban pertama kali ditemukan dalam posisi kepala terlebih dahulu yang masuk kedalam air lalu saat dievakuasi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Korban sudah dibawa ke pihak keluarganya untuk dimakamkan. Kemungkinan korban sempat terpeleset hingga terjatuh, ” katanya
Kepala Desa Cibadak Adi Sopian mengatakan, korban merupakan warga Kampung Cibadak RT 04/RW 01, Deda Sukanegara, Kecamatan Cikupa yang hendak berangkat kerja. Kata Adi, setiap hari Dulatip selalu melewati terowongan Pasir Rangdu yang tidak jauh dari SMPN 4 Cikupa itu, setiap hendak berangkat kerja. Menurut Adi, berdasarkan informasi yang dia dapat, korban memiliki riwayat jantung. (irfan/jarkasih/alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post