SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Setiap waktu menjelang waktu sahur di bulan suci Ramadan 1442 Hijriyah, antara pukul 02.00 WIB hingga pukul 03.30 WIB, ratusan masyarakat di Kecamatan Pagelaran, melakukan arak-arakan keliling kampung untuk membangunan warga makan sahur.
Arak-arakan warga di wilayah Pagelaran dalam membangunkan masyarakat untuk makan sahur, sudah menjadi kebiasaan di setiap Bulan Puasa. Cara unik warga membangun sahur tersebut dengan menggunakan kuda lumping, yang diiringi dengan alunan alat musik tradisional.
Nampaknya, aksi beberapa ekor kuda lumping yang diperankan oleh ahlinya itu, yang diiringi dengan alunan musik tradisional cukup menarik perhatian masyarakat. Sebab penduduk di tiap kampung yang dilalui oleh arak – arakan kuda lumping itu banyak yang ke luar rumah untuk menyaksikan aksi kuda lumping tersebut.
Ada dua sampai tiga ekor kuda lumping yang digunakan untuk arak-arakan membangunkan sahur. Tarian-tarian yang dimainkan kuda lumping itu cukup menarik perhatian para penonton. Bahkan warga sekitar tidak hanya sebatas memyaksikan arak-arakan tersebut di depan rumah saja, namun tidak sedikit pula yang ikut pawai membangunkan sahur tersebut.
Jarak yang ditempuh oleh sekelompok maayarakat yang membangunkan sahur, mulai dari titik star keliling kampung hingga kembali lagi ke tempat semula bisa mencapai 2 sampai 3 kilo meter. Setelah usai keliling kampung, kuda lumping itu dijinakan lagi di tempat semula pemberangkatan.
Bahkan, yang lebih menarik perhatian warga itu adalah pada saat menjinakan kuda lumpingnya, karena ketika akan dijinakan, pawang kuda lumping harus menggunakan jurus-jurus dan jampe – jampe penjinak kuda.
Dalam proses menjinakan kuda lumping itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan pada saat dijinakan, terkadang kuda lumping itu mengamuk dan amukan-amukan kuda yang diperankan manusia itu menjadi tontotan seru bagi masyarakat.
Salah seorang warga sekitar yang ikut menyaksikan arak-arakan membangunkan sahur, Dilla mengungkapkan, ia bersama warga yang lain hampir tiap malam menyaksikan pawai membangunkan sahur. Karena kata dia, pawai itu menggunakan kuda lumping, sehingga cukup seru untuk ditonton.
“Tiap tahun Bulan puasa juga di sini mah (Pagelaran, red), selalu ada arak-arakan warga yang membangunkan sahur. Selain melantunkan alat musik, ada tarian kuda lumping yang cukup seru untuk ditonton,” kata Dilla, Senin (19/4).
Dengan keseruan menyaksikan tarian kuda lumping, dia tidak hanya sebatas menyaksikan di depan rumah saja secara sepintas. Akan tetapi, ia sampai ikut pawai hingga menyaksikan proses menjinakan kuda lumping oleh pawangnya.
“Yang lebih serunya lagi pada saat kuda lumpingnya itu dijinakan oleh pawangnya, karena ada semacam jurus-jurus silat yang dimainkan dalam menjinakan kuda lumping itu,” ujarnya.
Warga lainnya, Asep mengaku, akan mengikuti pawai membangunkan sahur dari awal hingga selesai. Karena selain ikut untuk membangunkan warga sahur, juga ingin melihat keseruan aksi kuda lumping dalam pawai itu.
“Meski jarak yang ditempuhnya cukup jauh, tapi tidak terasa capek. Karena terobati dengan keseruan aksi kuda lumping,” katanya. (nipal)/aditya)
Diskusi tentang ini post