SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Pemberlakuan larangan mudik yang diperpanjang sejak 22 April hingga 17 Mei 2021 membuat resah para santri di pesantren. Rata-rata pesantren membubarkan kegiatan belajar mengajarnya pada 20 Ramadan atau bertepatan pada tanggal 2 Mei 2021. Sehingga, dikhawatirkan para santri tak dapat pulang ke rumah karena bertepatan dengan larangan mudik.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin angkat bicara mengenai keresahan santri itu. Juru bicara wapres, Masduki Baidlowi, mengatakan kebijakan larangan mudik membuat resah para santri di pesantren. Kekhawatiran ini muncul setelah munculnya Addendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No. 13 Tahun 2021. Adendum itu berisi aturan Pengetatan Mudik yang berlaku mulai H-14 Larangan Mudik (periode 22 April-5 Mei 2021) dan H+7 Larangan Mudik (18-24 Mei 2021).
“Para santri bertanya terkait kepulangan usai ngaji pasanan (pengajian Ramadan). Mereka khawatir tidak bisa pulang setelah masa pengajian usai karena umumnya pengajian Ramadan baru berakhir hari ke-21 Ramadan atau tanggal 3 Mei 2021,” kata dia.
“Mendengar kekhawatiran ini, Wapres mencoba memberi jalan tengah dengan memberikan opsi fasilitasi kepulangan santri dari instansi yang berwenang sebelum masa Larangan Mudik, bukan dispensasi pada masa Larangan Mudik yang telah ditetapkan pemerintah yaitu tanggal 6 s.d. 17 Mei 2021,” ujar Masduki dalam keterangan, Sabtu (24/4).
Menanggapi hal tersebut, pengasuh pondok pesantren Al-Hasaniyah di Komplek Al Hasaniyah Jalan KH Muhammad Hasan, Rawa Lini Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang setuju apabila santri dibolehkan mudik. Ponpes Al Hasaniyah yang berdiri sejak tahun 1968 itu saat ini mempunyai kurang lebih 1.700 santri putra-putri. Rata-rata santri yang berada di pondok pesantren ini masyarakat Banten. Namun ada juga yang dari luar kota seperti Jabodetabek. Muhamad Bustomi Jarkasih, pengasuh pondok Kimia Sa’adah, salah satu pondok di Komplek Al Hasaniyah mengatakan santri memang harus mudik.
“Memang harus mudik santri itu. Untuk para santri yang kebanyakan usia pelajar, kasihan sekali jika tidak mudik. Karena waktu lebaran biasanya berkumpul dengan keluarga,”ujar Muhamad Bustomi Jarkasih kepada Satelit News, kemarin.
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang Mohamad Mahrusillah mengatakan pondok pesantren biasanya lingkungan tertutup. Para santri terbiasa berada di satu lingkungan selama setahun. Meraka juga harus membawa surat keterangan sehat dari dokter saat hendak masuk ke ponpes. Sehingga, dia sepakat dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang ingin memberikan kesempatan kepada santri untuk pulang.
“Jadi secara kebijakan sangat bagus, permohonan itu dikabulkan. Yang terpenting mekanismenya sesuai dengan aturan,”ungkap Mohamad Mahrusillah. (mg3/gatot)
Diskusi tentang ini post