SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tihar Sopian tinjau pengembangan Refuse Derived Fuel (RDF) yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing Neglasari, Sabtu (24/04). Dalam tinjauannya, Arief mengatakan bahwa Pemerintah Kota Tangerang sudah melakukan kesepakatan bersama dengan PT Indonesia Power tentang penyediaan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
“Guna memaksimalkan tata kelolanya maka kami tinjau alur prosesnya, agar dengan cermat dapat kita hitung tahapan serta optimalisasi pengelolaannya,” ucap Arief. Dia menjelaskan RDF adalah bahan bakar yang berasal dari sampah namun sudah melalui proses pemilahan homogenisasi. Sehingga menjadi ukuran kecil atau dibentuk menjadi pelet/briket yang dapat digunakan pengganti bahan bakar batubara bagi industri.
“Proses RDF ini kita pisahkan besi, kaca dan batu atau sampah yang keras lalu kita pilah sampah yang anorganik dan organik, lalu diolah menjadi bahan bakar alternatif,” jelas Arief.
Lebih lanjut, Arief memaparkan saat ini Pemkot Tangerang mengolah 2 ton sampah perharinya, sampah dilakukan pengeringan melalui proses biodrying selama 3 hari dan dicacah menjadi bahan bakar energi terbarukan curah.
“Komposisi sampah yang kami olah yaitu 60 persen sampah perkotaan, 20 persen sampah rumah tangga, dan 20 persen sampah cacahan kayu.
“Setelah dilakukan pencacahan maka volume akan mengalami penyusutan 50 persen, harapannya bisa mengurangi beban penampungan TPA sampah Rawa Kucing. Target kita adalah 5 ton perhari sampah terolah secara bertahap,” tukas Wali Kota.
Diketahui, dalam realisasi pengembangan RDF Pemkot Tangerang mengandeng PT Indonesia Power. Kedua belah pihak telah menandatangani kerjasama pada Jumat, (23/4) lalu di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Kerja sama ini dapat menjadi solusi penanganan masalah sampah di Kota Tangerang. Dengan penduduk hampir 2 juta, jumlah sampah di Kota Tangerang saat ini mencapai 1.500 ton.
Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, M. Ikhsan Asaad, mengatakan pihaknya terus berupaya dalam mendorong penggunaan energi ramah lingkungan. “Melalui transformasi PLN, kami berinovasi dan mendorong penggunaan green energy yang ramah lingkungan,” ucap Ikhsan.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Utama PT Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi. Dia mengatakan pengembangan program cofiring telah terlaksana di beberapa lokasi. Seperti, Bali, Jenjanjang dan Suralaya. .
Tentunya, Sinergi Pemerintah Kota Tangerang dan Indonesia Power lewat cofiring diharapkan membawa berkah dan kemajuan bersama. “Kerja baik harus diwujudkan segera. Walaupun kapasitas olah sampah saat ini baru 5 Ton perhari diharapkan akan terus tumbuh dan mampu menyuplai 100 ton perhari,” ungkap Ahsin.
PLN menargetkan peningkatan kapasitas Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi 16 Giga Watt (GW) pada tahun 2024. Seperti diketahui cofiring merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batubara di PLTU. PLN berencana untuk dapat melakukan cofiring pada 52 lokasi PLTU batu bara eksisting sampai dengan tahun 2024. (irfan/made/gatot)
Diskusi tentang ini post