SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang saat ini tengah melakukan ujicoba untuk mengembangkan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Teknologi ini merupakan upaya Pemkot Tangerang dalam menanggulangi sampah-sampah yang dihasilkan dan ditampung di TPA Rawa Kucing.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Yudi Pradana mengatakan, proses uji coba sedang berlangsung di TPA Rawa Kucing. Dalam sehari, terdapat 5 ton sampah yang diujicoba. “Kita lagi bekerja sama kita maksimalkan 5 ton sehari tapi ini lagi uji coba 5 ton sehari,” ujarnya kepada Satelit News, Selasa, (27/04).
Sampah itu nantinya akan diubah menjadi sumber energi terbarukan yang kemudian dapat menjadi bahan bakar pengganti batu bara. Diketahui, Pemkot Tangerang juga sudah mendapat calon pembelinya yakni PT Indonesia Power melalui kesepakatan kerja sama yang sudah ditandatangani pada Jumat, (23/4) lalu. Setelah itu, akan dipergunakan sebagai bahan bakar PLTU Lontar yang sebelumnya batubara.
Namun, Yudi menekankan upaya tersebut masih terus dilakukan. Apalagi terkait kandungan yang tepat dari sampah itu untuk dijadikan bahan bakar PLTU. “Kita masih uji coba sama Indonesia Power sampah di kota bukan hanya organik namun ada juga unorganik. Jadi makannya lagib diuji kandungannya seperti apa kan gitu,” jelasnya.
Kendati Pemkot Tangerang sudah melakukan tanda tangan kerja dengan PT IP, Yudi mengaku belum mengetahui biaya operasional atau Capex dan Opex pengembangan RDF. “Belum. Kota lagi hitung Opex-nya,” imbuhnya. Begitu pula dengan tanda tangan kerja sama yang dilakukan Pemkot Tangerang dan PT PI pada Jumat (23/4) lalu. Kata Yudi kedua belah pihak itu hanya tanda tangan MoU saja.
“Jadi belum ada SPK (Surat Perintah Kerja). Mekanisme seperti apa itu nanti akan diatur,” katanya. Diketahui, dalam upaya pengendalian sampah ini sebenarnya Pemkot Tangerang berencana membangun PLTSa. Namun, proyek tersebut masih mandek dengan beberapa kendala. Yudi menuturkan kalau PLTSa tetap akan direalisasikan. Diriny mengaku tak mengetahui jelas terkait mekasinme atau kendala terkait megaproyek ini. “Saya mekanismenya belum tau apakah PLTSa nya itu, tapi kita masih berproses,” katanya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post