SATELITNEWS.COM, PAMULANG—Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap Munarman, mantan sekretaris umum Front Pembela Islam (FPI) sekaligus pengacara Habib Rizieq Shihab, Selasa (27/4). Munarman diringkus di kediamannya di klaster Lembah Pinus, Perumahan Modern Hills, Blok G RT 1 RW 13, Kelurahan Cabe Udik Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyatakan penangkapan terhadap Munarman berkaitan dengan kehadirannya pada kegiatan baiat jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Munarman menghadiri baiat di tiga lokasi.
“Jadi terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan. Jadi ada tiga tersebut,” kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/4/2021).
Untuk kasus baiat teroris di Makassar, kata Ahmad, mereka merupakan jaringan kelompok teroris JAD. Jaringan ini biasa dikenal terafiliasi dengan ISIS.
“Baiat yang di Makassar itu yang ISIS. Kalau UIN Jakarta dan Medan belum diterima,” jelas dia.
Pasca penangkapan terhadap Mantan Sekretaris Umum (Sekum) Organisasi Masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) Munarman, pihak kepolisian menutup keluar masuk kawasan perumahan itu untuk umum. Tak terkecuali wartawan yang hendak meliput. Awak media belum diizinkan mendekati rumah Munarman di Modern Hill, Klaster Lembah Pinus, Blok G RT 1 RW 13, Kelurahan Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan.
Ketua RW 13 Kelurahan Cabe Udik, Rudy, menjelaskan kondisi warga lingkungan di lokasi masih kondusif. “Warga masih biasa, nggak ada masalah, mereka sudah tau lah pak Munarman ditangkap,” ujarnya saat dihubungin via telepon, Selasa (27/4/2021).
Saat ini kondisi rumah Munarman masih ramai dengan pengawasan Densus 88 yang berjaga. “Masih ramai, saat ini masih banyak dari Densus 88 dan Brimob. Pak RT bilang masih ada, tamunya masih banyak.” tandasnya.
Berdasarkan info yang dihimpun, warga sekitar tidak ada yang melihat, bahkan sekuriti dan pengurus lingkungan tidak ada yang lihat saat penangkapan.
Hingga berita ini ditayangkan, keamanan sekitar melarang masuk ke klaster tersebut dan wartawan tidak diperkenankan masuk hanya warga sekitar yang diperboleh keluar masuk.
Sementara, warga perumahan Modernhill mengaku kaget dengan penangkapan Munarman. Sejumlah warga Lembah Pinus mengungkapkan Munarman sangat aktif di Masjid Ar Rohmad, Modernhill. Tidak ada tanda-tanda Munarman itu seorang radikal.
Munarman dan keluarganya juga disebut akrab dengan warga kompleks. Setiap ada kegiatan, keluarga Munarman selalu ikut terlibat. “Pak Munarman, istri dan empat anaknya bergaul biasa saja. Enggak menyendiri,” kata salah satu warga Lembah Pinus yang enggan disebutkan namanya.
Munarman memiliki empat orang anak. Dua sedang kuliah. Dua masih duduk di bangku SD. Sementara istri Munarman, berbisnis pempek Palembang. “Istrinya Pak Munarman baik juga, akrab dengan tetangga,” ucapnya.
Lurah Pondok Cabe Udik, Abdul Malik saat ditemui di rumahnya mengaku secara detail belum ada penjelasan tentang penangkapan Munarman. Pihaknya hanya tahu dari teman bahwa ada polisi masuk ke lingkungan sana. “Saya tidak tahu jelas kronologisnya, selama ini istilahnya Munarman di masyarakat cukup bagus sosialisasinya, cara bergaulnya dan lain-lainnya, hingga sholatnya selalu berjamaah,” tambahnya.
Menurutnya, Munarman sudah lama tinggal di lingkungan itu. “Cukup lama juga ya, kalau tinggal di Modern Hill ini saya tidak tahu pastinya. Cukup lama lah mereka disini, orang tuanya saja meninggalnya disini,” ungkapnya.
Terkait penangkapan Munarman, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menambahkan Densus 88 Antiteror juga menggeledah eks markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat. Ahmad Ramadhan mengatakan, hasil penggeledahan ini penyidik menyita sejumlah barang. Termasuk adanya atribut ormas FPI.
“Dalam pengeledahan di kantor seketariat ormas terlarang tersebut, ditemukan pertama adalah atribut ormas terlarang yang sudah dilarang pemerintah, beberapa atribut terlarang,” kata Ramadhan.
Penyidik juga menemukan beberapa dokumen. Namun, saat ini isi dokumen tersebut masih didalami. Selain itu, adapula botol-botol berisi serbuk, yang diduga mengandung asam nitrat tinggi jenis aseton. Bahan-bahan kimian ini sekarang tengah didalami oleh Puslabfor Polri.
“Terakhir ada beberapa botol plastik yang berisi cairan TATP merupakan bahan aseton yang digunakan bahan peledak yang mirip dengan yang ditemukan di Condet dan Bekasi beberapa waktu yang lalu,” jelas Ramadhan.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melalui pesan singkat, menjelaskan, Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme. Selain itu, Munarman diduga menyembunyikan informasi perihal terorisme.
“Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme, bermufakat jahat untuk melakukan tindak pidana terorisme dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme,” jelasnya.
Munarman saat ini tengah ditemani pengacara Habib Rizieq lainnya, Aziz Yanuar dan tim. Mereka masih berada di kediaman Munarman.
“Iya, nanti kita sampaikan lebih lanjut. Iya, masih belum dibawa, masih ada pihak polisi di sini,” kata pengacara Habib Rizieq, Aziz Yanuar, saat dimintai konfirmasi soal penangkapan Munarman, Selasa (27/4).
Terkait kasus penangkapan Munarman, Aziz belum bisa menyampaikan keterangan. Namun dia menilai penangkapan tersebut terlalu prematur. (jarkasih/gatot)
Diskusi tentang ini post