SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Tanggal 2 Mei bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021. Ini merupakan kali kedua Hardiknas diperingati bersama-sama dengan pandemi Covid-19.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim pun mengatakan bahwa masa ini tidak mudah bagi seluruh masyarakat, khususnya para pendidik, pelajar serta orang tua. Akan tetapi, jangan jadikan ini sebagai penghambat inovasi anak bangsa.
“Pada hari lahir Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, sekaligus hari penting bagi pendidikan nasional ini, marilah kita kesampingkan sejenak segala kesulitan. Hari ini kita bangkitkan semangat untuk menyongsong lembaran baru pendidikan Indonesia,” terang dia dalam Upacara Bendera, Minggu (2/5).
Ia menuturkan bahwa lebih dari setahun ini telah banyak belajar dan memahami kesulitan para pelajar yang harus menghadapi berbagai tantangan belajar dari rumah. Salah satunya rasa rindu untuk belajar bersama.
Ia pun mengapresiasi para pendidik di tengah berbagai keterbatasan dan ketiadaan yang telah melakukan berbagai inovasi, eksplorasi dan menemukan jurus jitu untuk menciptakan pembelajaran yang baik bagi anak didiknya.
“Saya juga mendengar keluh kesah dan kiprah orang tua di tengah berbagai kesibukan mampu memainkan berbagai peran, baik sebagai ayah, ibu, pendidik dan sahabat bagi putra-putrinya,” tambahnya.
Nadiem percaya bahwa tidak ada tantangan yang tidak bisa dihadapi bangsa Indonesia apabila seluruh pihak saling bergandeng tangan mengatasi permasalahan ini. Di tahun ke-62 peringatan Hardiknas, Nadiem meminta menginginkan adanya perubahan akan pandangan masyarakat soal pendidikan. Hal tersebut agar terciptanya pendidikan yang berkualitas serta terwujudnya kemerdekaan belajar yang sejati.
“Hari ini adalah sebuah momen yang tepat bagi kita untuk merefleksikan kembali apa saja yang sudah dikerjakan dengan baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. Lembaran baru pendidikan Indonesia berarti transformasi. Transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa, dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang,” ujarnya.
Nadiem berharap agar anak-anak Indonesia menjadi pelajar yang menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayat dan mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri. Oleh karenanya, pihaknya secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar.
Empat upaya perbaikan terus dilakukan bersama berbagai elemen masyarakat. Pertama, perbaikan pada infrastuktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
“Sejak saya menjabat sampai dengan sampai saat ini, termasuk pada masa pandemi, 10 episode Merdeka Belajar telah diluncurkan dan masih banyak lagi terobosan-terobosan Merdeka Belajar yang akan kita lakukan. Transformasi yang bermakna ini kami kerjakan agar segala yang membuat bangsa ini hanya berjalan di tempat, dapat berubah menjadi lompatan lompatan kemajuan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristekdikbud) mencermati angka putus sekolah akibat pandemi Covid-19. Puan mengatakan, yang juga perlu menjadi perhatian adalah efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Pemerintah diharapkan dapat segera membenahi infrastruktur agar merata di seluruh daerah.
“Apakah karena terkendala pembelajaran jarak jauh (infrastruktur), atau anak berhenti sekolah karena persoalan ekonomi keluarga akibat pandemi,” kata Puan, Minggu (2/5).
Mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung dan PJJ masih mungkin diterapkan di sekolah-sekolah, Puan juga meminta Kemendikbudristek melakukan pembenahan insfrastruktur kegiatan belajar mengajar. Kata dia, pemerataan infrastruktur PJJ adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi pemerintah.
“Agar merata dan tidak terjadi kesenjangan infrastrukur PPJ atau online antar daerah dan wilayah,” ungkap politisi PDI-Perjuangan itu.
Selain itu, Puan juga meminta Kemendikbudristek menguji efektivitas serta kualitas tenaga pendidik, peserta didik, dan materi pembelajarannya. Hal itu harus dilakukan untuk mencegah semakin lebarnya kesenjangan pendidikan, terutama pada masa PJJ yang mensyaratkan infrastruktur digital, akses internet, serta perangkat pendukung lainnya.
“Perlu menguji efektivitas belajar online selama ini. Bila tidak ada tindakan maka kesenjangan pendidikan bisa semakin lebar. Karena pendidikan adalah hak, kebutuhan dasar, dan harus mampu mewujudkan national and character building,” pungkas dia. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post