SATELITNEWS.ID, KARAWACI—Hujan yang mengguyur Kota Tangerang selama dua hari memancing reptil-reptil muncul. Seperti pada Selasa (25/02) ular sanca sepanjang 1 meter terlihat di Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk. Sementara Rabu (26/02) buaya menampakkan diri di bantaran Kali Sabi dekat Perumahan Pondok Arum, Kelurahan Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci.
Reptil ular sebelumnya terlihat di aliran air kali Cirarab, Perumahan Total Persada. Beruntung ular dengan nama ilmiah Pythonidae tersebut akhirnya diamankan oleh petugas UPT Pemadam Kebakaran Kelurahan Gembor setelah mendapat laporan dari warga.
“Kalau ular itu memang sudah sering kita temukan, tapi selama ini aman karena kita tangani,” Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Febi Darmawan kepada Satelit News, Rabu, (26/2).
Selang sehari, giliran buaya muara menampakkan diri. Hewan ganas tersebut kedapatan sedang berjemur di bantaran Kali Sabi. Melihat hal tersebut warga langsung menghubungi BPBD Kota Tangerang untuk segera ditangani. “Penampakkan buaya sekitar jam 07.00 WIB pagi,” kata Febi.
Namun, hingga berita ini diturunkan, buaya belum sempat diamankan. Mengingat keterbatasan alat yang dimiliki oleh BPBD Kota Tangerang. Dikhawatirkan buaya itu dapat mengancam keselamatan petugas apabila ditangani dengan alat sedadanya.
Febi menambahkan, penampakan buaya merupakan yang pertama di Kota Tangerang untuk tahun ini. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Tegal Alur untuk mengamankan hewan buat tersebut.
“Yang bahaya itu buaya, tapi kita sudah koordinasikan dengan BKSDA Tegal Alur karena mereka yang punya kewenangan. Kita sedang minta arahan dari BKSDA,” ujarnya.
Menaggagapi “teror” reptil selama musim hujan, Sekretaris BPBD Kota Tangerang, Edi Sofyan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Bila ada melihat hal serupa, maka tindakan yang pertama adalah melapor kepada ahlinya. “Jangan ditangani sendiri karena ini mengangkut dengan keselamatan. Jangan juga panik,” ujarnya.
Menurut, Edi kemunculan hewan buas di sekitar permukiman warga lantaran sumber daya atau habitatnya yang terancam. Seperti pencemaran sungai karena limbah. Kamudian, banyaknya proyek yang menjadikan aliran sungai dangkal.
“Penyempitan sungai dan pencemenaran karena limbah pabrik membuat ikan- ikan pada mati dan akhirnya dia muncul di sekitar rumah warga untuk mencari makan. Sebenarnya mereka juga tidak akan mengganggu kalau tidak diusik,” ujarnya.
Banjir juga salah satu penyebab munculnya hewan ini. Mereka yang terdapat di sungai kemudian terbawa arus yang menuju permukiman yang terdampak banjir. “Kita juga tidak bisa menahan hewan itu juga. Tapi saya harap masyarakat jangan panik dan tetap berhati – hati bila masuk ke genangan air,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post