SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Sekolah dasar negeri (SDN) 5 Tangerang Kecamatan Tangerang Kota Tangerang memiliki inovasi di bidang tanaman obat. Mereka berhasil mengolah tanaman obat menjadi minuman kesehatan dan camilan sehat.
Guru bidang adiwiyata SDN Tangerang 5 Anis Solihah mengungkapkan tanaman obat seperti binahong, daun sirih dan kembang teleng dibudidayakan di sekolah yang meraih adiwiyata tingkat Kota Tangerang dan Provinsi Banten pada tahun 2014 itu. Menurut Anis, daun sirih diolah menjadi keripik sementara binahong dibuat menjadi minuman.
“Pengolahan keripik daun sirih sama dengan keripik bayam. Namun rasa keripik daun sirih memiliki sensasi pedas seperti mint,”ujar Anis kepada Satelit News.
Hasil olahan tersebut dibagi-bagikan masyarakat sekitar. Tujuannya untuk mencari tahu minat pasar. Apabila disukai, sekolah tersebut berencana menjual keripik daun sirih ke masyarakat umum.
“Kemarin kita bagi-bagi ke masyarakat. Maksudnya mencoba dulu, kalau suka akan diwirausahakan,”ujarnya.
Selain keripik, SD Negeri Tangerang juga memanfaatkan daun sirih sebagai bahan penyanitasi tangan. Langkah itu dilakukan pada awal pandemi Covid-19.
“Dijadikan hand sanitizer, oleh guru-guru, tapi sehari harus habis. kalau lebih aromanya kurang sedap karena asli tanpa pengawet,”imbuh Anis.
Selain itu, para guru juga menjadikan daun sirih kembang teleng yang bunganya berwarna ungu sebagai minuman teh. Cara menyeduhnya cukup sederhana. Cukup menggunakan air panas tanpa campuran lain.
“Kalau kembang teleng biasa kita buat minuman-minuman teh, bisa dibuat menjadi pewarna makanan. Saya mencoba dicampur dalam agar-agar mengubah warna jadi ungu” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19, guru masih tetap menjaga lingkungan sekolah seperti perawatan tanaman, menanam dan melakukan composing. Saat ini, kata Anis, SDN Tangerang 5 sedang berjuang menuju adiwiyata nasional.
Anis berharap adiwiyata nasional cepat tercapai. Bahkan program ini jika berlanjut ke tingkat dunia, sekolah akan siap berusaha.
“Penghargaan itu bonus. Namanya kita berupaya berusaha pengennya dapat. Namun utamanya adalah anak-anak peserta didik diharapkan dapat menerapkan program adiwiyata dimanapun mereka berada,”ujarnya.
Sekolah yang terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani No.17, RT.002/RW.003, Sukaasih, Kecamatan Tangerang tersebut mendapatkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Kota Tangerang dan Provinsi dalam satu tahun. Penghargaan tingkat provinsi diraih empat bulan setelah tingkat Kota Tangerang.
Anis mengatakan ASN Tangerang 5 akan melanjutkan program adiwiyata ke tingkat nasional namun masih melakukan beberapa perbaikan terutama terhadap penerapan prilaku warga sekolah. Selama pandemi Covid-19, siswa dituntut untuk terus peduli terhadap lingkungan, terutama bisa memilah sampah organik dan non organik di rumahnya. Yang kedua, siswa harus menanam tanaman jenis apa saja selama pembelajaran jarak jauh secara daring.
“Siswa di rumah kita suruh menanam tanaman, ada yang di pot atau di halaman rumah. Setelah tumbuh ada siswa yang memberikan tanaman ke sekolah,”ujarnya.
Adiwiyata menjadikan siswa untuk peka terhadap lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah. Menerapkan pengetahuan pentingnya merawat, menanam, menjaga sebagai dasar pemahaman utama siswa terhadap tanaman.
“Sekolah hanya mediator agar anak peka dengan lingkungan. Sekarang masa pandemi, anak sering di rumah” ujarnya.
Anis mengatakan ada 8 aspek yang berhubungan dengan adiwiyata. Yakni pemeliharaan lingkungan, sanitasi, drainase, pengelolaan sampah yang terbagi menjadi organik dan non organik, recycle atau daur ulang dan lainnya.
Materi adiwiyata yang paling sering diterapkan yakni pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Oleh karena itu, selama pandemi siswa diminta membuat karya dari sampah plastik menjadi beberapa hiasan. Sedangkan di sekolah, sampah organik dari daun-daun kering diolah menjadi kompos tanaman. (mg1/gatot)