SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Bulan Ramadan sudah hampir berakhir. Kegiatan buka bersama puasa sudah seringkali digelar berbagai lapisan masyarakat di tempat–tempat umum. Namun, kegiatan yang berselimut silaturahmi itu kini dilarang pemerintah.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada gubernur, bupati dan wali kota terkait larangan kegiatan buka bersama dan open house pejabat. Surat edaran itu dilayangkan Selasa, (4/5/2021).
Dalam surat edaran itu, Tito meminta bupati/wali kota melarang kegiatan buka bersama yang melebihi jumlah keluarga inti ditambah lima orang selama bulan Ramadan. Tito juga meminta kepala daerah menginstruksikan seluruh pejabat/ASN untuk tidak melakukan open hous serta halalbihalal selama hari raya Idul Fitri.
“Pelarangan ini mencermati meningkatnya kasus penularan Covid-19 pada perayaan Idul Fitri 1441 H/2020 tahun lalu serta pascalibur panjang Natal dan Tahun Baru 2021,”ungkap Tito Karnavian dalam surat edarannya.
Ajakan untuk tidak melakukan kegiatan buka bersama juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Liza Puspadewi. Menurut Kadinkes, kasus penyebaran Covid-19, masih belum menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Situasi ini sebaiknya tidak disikapi dengan gegabah. Terlebih di bulan Ramadan, dimana ajakan buka bersama (bukber) di restoran atau kafe bersama teman-teman datang silih berganti.
“Buka bersama memang salah satu aktivitas positif untuk melakukan silahturahmi dengan antar kerabat. Tapi tidak di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Karena efeknya akan bahaya dan bisa berkepanjangan untuk banyak pihak,” tegas Liza saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/5).
Ia menuturkan masyarakat Kota Tangerang jangan nekat melakukan bukber di tengah pandemi. Masyarakat harus berhati-hati dengan budaya Indonesia yang satu ini. Pasalnya, bukber bisa menjadi faktor penyebab kenaikan kasus Covid-19.
“Hari ini kita bukber memang tidak langsung positif hari itu juga. Tapi empat hari kemudian dan paling lama 14 hari kemudian, masa inkubasi terjadi baru jumlah positif akan kian meningkat. Terburuk virus yang kita bawa, kita tularkan ke orangtua kita, atau lansia di rumah kita, mereka punya komorbit, dan terburuk hingga adanya kematian. Ingat, angka kematian tertinggi adalah lansia,” tegasnya.
Lanjutnya, bersosialisasi dan makan di luar jauh lebih berbahaya daripada aktivitas lain. Seperti menggunakan transportasi umum atau berbelanja dalam hal penyebaran virus.
“Hal ini bisa dilihat, saat jumlah kerumunan melonjak pada musim liburan, disitulah jumlah kasus positif Covid-19 meningkat. Selama corona, ada tujuh momen libur bersama dan peningkatan kasus meningkat. Terbaru peningkatan momen libur hari Paskah,” jelasnya.
Liza mengajak seluruh masyarakat Kota Tangerang untuk sama-sama menjaga dan ikut mengendalikan kasus covid-19 di Kota Tangerang. “Jangan ambil risiko tinggi untuk keluarga kita, terlebih di momen Ramadan dan libur Idul Fitri. Menahan ini semua memang sulit, tapi protokol kesehatan sudah tidak bisa ditawar lagi,” tegasnya. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post