SATELITNEWS.ID, JAKARTA–Pemerintah mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, dalam arti pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga tetap diaplikasikan. Dalam hal ini, pembelajaran pun terbagi menjadi dua tempat dalam waktu bersamaan.
Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim pun menuturkan bahwa hal ini tidak mudah untuk dilakukan begitu saja. Sebab, guru tidak dilatih untuk memakai sistem tersebut.
“Ketika kita sekolah di LPTK, metode blended learning itu tidak diberikan. Kita kan hanya disiapkan untuk tatap muka, bukan tatap muka sekaligus tatap maya,” jelasnya dalam acara daring Peringatan Hardiknas, Pendidikan Era New Normal, Bisalah atau Masalah?, Rabu (5/5).
Ia mengakui bahwa Kemendikbud-Ristek sudah memberikan pelatihan kepada guru untuk menjalankan metode pembelajaran tersebut. Akan tetapi, menurut dia itu masih belum maksimal.
“Memang selama PJJ ini Kemendikbud ada pelatihan-pelatihan. Tapi, tidak atau belum mengakomodir kawan-kawan yang tidak mempunyai akses terhadap internet,” tambahnya.
Jadi, pelatihan yang disediakan pun belum bisa dimanfaatkan secara penuh oleh para guru. Pemerintah pun diharapkan dapat menyediakan akses untuk para guru dalam mengikuti pelatihan tersebut.
“Tapi saya rasa negara bertanggung jawab dalam hal ini untuk memberikan pelatihan, tapi yang afirmatif. Tidak bias kota (hanya segelintir kota). 514 kabupaten ini sangat beragam penanganannya,” tutupnya. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post