SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Belasan sekolah swasta di Kabupaten Tangerang mengalami kebangrutan selama pandemi Covid-19. Sekolah itu tutup setelah gagal mendapatkan pemasukan lantaran orang tua murid enggan membayar biaya pendidikan.
Pemerhati pendidikan, Zaenal Mutakin mengatakan sepanjang masa pandemi Covid-19, ada 15 sekolah yang mengalami kebangkrutan hingga tutup. Salah satunya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di wilayah Kecamatan Pasar Kemis.
“Saat ini kurang lebih ada 15 sekolahan yang mengalami kebangkrutan hingga tutup. Salah satunya SMP PGRI di Kecamatan Pasar Kemis, ” kata Zaenal kepada Satelit News, Rabu (5/5).
Menurut Zaenal, banyak faktor yang membuat sekokah-sekolah swasta mengalami kebangkrutan. Diantaranya adalah para wali murid enggan membayar iuran SPP. Para wali murid tiak membayar iuran SPP karena pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka. Sehingga, mereka menganggap anak-anaknya tidak bersekolah.
“Kebanyakan para wali murid enggan membayar iuran karena merasa anaknya tidak sekolah. Jadi untuk apa bayar. Akhirnya para siswanya keluar dan tidak melanjutkan sekolahnya,”ujar Zaenal.
Wakil Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang Eni Suhaeni mengatakan saat ini krisis sedang terjadi di segala lini. Terutama di bidang kesehatan dan ekonomi.
“Ketika ekonomi mengalami penurunan, otomatis dunia pendidikanpun mengalami kemerosotan,”ujarnya, kemarin.
Kemerosotan itu dirasakan sekolah-sekolah yang dikelola oleh swasta karena harus menanggung biaya sendiri. Menurut Eni, gaji guru sekolah swasta berasal dari iuran pembayaran siswanya. Sehingga ketika yayasan pendidikan tidak memiliki pemasukan dari siswanya, maka akan kesulitan mengelola sekolah-sekolah.
“Kalau sekolah negeri mungkin tidak terlalu masalah karena mereka masih intens dari APBN atau APBD, ” katanya.
Menurut Eni, bangkrutnya sekolah swasta sangat memprihatinkan. Pasalnya, ketika sekolah mengalami kebangkrutan, secara otomatis banyak siswa-siswi yang mengalami putus sekolah.
“Ini memprihatinkan, secara tidak langsung banyak siswa-siswi yang mengalami putus sekolah sehingga bisa menyebabkan kebodohan generasi muda,”tegasnya.
Menurut Eny, terkait kolapsnya sekolah-sekolah swasta, pemerintah seakan-akan tidak peduli. Dia meminta agar Pemerintah Daerah, baik Kabupaten ataupun Provinsi melakukan inventarisir sekolah-sekolah yang diduga mengalami kebangkrutan. Serta, kata Eni, membuat terobosan-terobosan agar sekolah-sekolah yang bangkrut kembali eksis.
“Harusnya pemerintah melakukan inventarisasi, mengecek sekolah-sekolah yang akan mengalami kebangkrutan. Gimana nih caranya agar sekolah tersebut tetap eksis,”jelasnya.
Dia berharap agar pemerintah daerah memberikan bantuan dengan bantuan operasional sekolah daerah. Semua guru-guru juga harus diperhatikan karena untuk menciptakan siswa yang berkualitas, maka para pengajarnyapun harus disejahterakan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Saefullah tidak memberikan komentar ketika dihubungi melalui telphone. (alfian/gatot)
Diskusi tentang ini post