SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Vaksin gotong royong yang ditawarkan pemerintah kepada perusahaan dianggap memberatkan. Banyak perusahaan di Kota Tangerang yang sebelumnya tertarik berpatisipasi dalam namun akhirnya memilih mundur.
Hal ini dikarenakan harga vaksin untuk kekebalan tubuh pada virus Covid-19 yang diperuntukkan bagi karyawan dihargai mahal. Demikian diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang, Ismail.
“Awalnya di Kota Tangerang banyak perusahaan yang mendaftar untuk mendapatkan vaksin gotong royong. Ada puluhan. Antusias banyak yang daftar. Karena mahal ya jadi mundur juga,” ujarnya Kamis, (20/05).
Dari puluhan perusahaan yang mendaftar itu kini hanya empat saja yang tetap pada pendiriannya. Yakni PR Gajah Tunggal, PT Yuasa Battery, PT Mayora dan PT Gunung Sewu. “Setiap perusahaan dapat kuota 5000 vaksin. Dilakukan secara bertahap. Kemarin (Rabu-19/4) sudah 500. Berikutnya tanggal 24 Mei,” ujarnya.
Kata Ismail, perusahan harus merogoh kocek hingga Rp 1 juta untuk 1 karyawan yang divaksin dengan dua gelombang. Jumlah itu kalkulasi dari vaksinator Rp 125 ribu dan vaksin Sinovac Rp 375 ribu dikali dua kali. “Jadi tergantung cash flow perusahaan masing-masing. Awalnya yang daftar ke Kadin banyak tapi tinggal empat perusahaan itu. Sisanya mereka batal karena mahal,” katanya.
Vaksinasi dilakukan di perusahaan masing-masing dengan vaksinator yang berbeda. Kata Ismali ada dua rumah sakit yang menjadi vaksinator yakni EMC dan Mayapada. “Jadi yang divaksin karyawan yang sering orang dulu yang diutamakan. Seperti satpam, OB (Office Boy) dan sopir,” papar Ismail.
Ismail mengatakan Pemerintah sengaja memberikan jatah vaksin maksimal 5.000 setiap perusahaan. Lantaran jumlahnya yang terbatas. “Presiden mengatakan di 200 negara rebutan vaksinnya. Jadi vaksinnya juga terbatas,” pungkasnya. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post