SATELITNEWS.ID, SERPONG–Menjadi seorang perawat penanggulangan Covid-19 tidaklah mudah. Di samping harus memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi, perawat juga harus siap mengorbankan waktu serta jadi garda terdepan bersama para dokter dalam melawan wabah virus mematikan itu. Bahkan saat momen hari raya Idul Fitri kemarin pun mereka tetap harus bekerja dan mengorbankan kebersamaan bersama keluarga.
Seperti dialami perawat Rumah Lawan Covid-19 (RLC-19) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka harus rela tidak berlebaran dengan keluarga karena harus bertugas merawat para pasien Corona di rumah karantina tersebut.
Sudah delapan bulan, Roro Gati (23) menghabiskan waktunya untuk mengabdi di RLC-19 di kawasan Tandon Ciater Serpong. Selama menjadi perawat, banyak pengalaman yang sudah rasakan. Salah satunya tidak ikut lebaran bersama keluarganya di rumah.
Dengan raut wajah yang tersenyum dia menceritakan, menjadi seorang perawat sangatlah tidak mudah. Apalagi bertugas merawat pasien covid-19. Dia tidak menyesal memilih menjadi perawat meskipun di Hari Raya Idul Fitri kemarin tidak ikut merasakan hangatnya merayakan kebersamaan di hari kemenangan bersama keluarga besarnya.
Meskipun ada rasa sedih, namun semua itu bisa terobati saat melihat senyuman dari pasien Covid-19 yang senang dengan kehadiran para perawat menggantikan keluarga mereka.
“Sedih juga sih lebaran jauh dari keluarga, tapi kan ini sudah menjadi tanggungjawab profesi yang aku pilih, bahkan kesedihan itu terobati saat melihat kemarin mereka bahagia meskipun merayakan Idul Fitri bersama kami disini. Melihat senyum mereka sudah lebih dari cukup untuk aku,” ujar Roro kepada Satelit News.
Selain Roro, terdapat lima perawat lainnya yang mendapatkan tugas jaga malam. Mereka juga satu pendapat dengannya. Mereka menilai suasana kekeluargaanlah yang membuat nyaman, saling menukar candaan ketika letih dan banyak menguatkan satu sama lain.
Tidak terlihat raut wajah masam diantara mereka, yang terlihat hanya senyum dan canda gurau. “Disini udah seperti keluarga kedua, lihat aja pada bercanda dan ketawa-ketawa. Tapi pernah sih ngerasa sedih pas nama perawat rusak di masyarakat apalagi kalau lihat perawat yang ga dihargain,” tambah Ani, perawat lainnya.
Para perawat itu mengimbau kepada warga untuk menjaga kesehatan dengan patuhi protokol kesehatan (Prokes). Mereka juga sudah siap jika pasca libur panjang lebaran ini terjadi lonjakan kembali. Mereka berharap hanya satu, masyarakat mampu bekerjasama dengan sadar akan adanya Covid-19 yang sangat berbahaya ini.
“Kami juga berpesan untuk kawan-kawan seperjuangan kami, jaga kesehatan, atur pola makan karena sudah banyak yang gugur. Dan untuk masyarakat di luar sana, pakai maskernya serta jaga kesehatan dengan menaati prokes dari pemerintah, jangan sampai sedih disaat keluarga sudah terpapar,” jelasnya. (mg4/jarkasih)
Diskusi tentang ini post