SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Tingkat hunian kamar (okupansi) hotel di Kota Tangerang mengalami penurunan selama libur panjang lebaran lalu. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan karena belum mendongkrak pendapatan hotel sebagaimana diharapkan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang, Oman Djumansyah menyampaikan, meski libur panjang, namun belum ada perkembangan pada bisnis hotel. Tingkat okupansi hanya mencapai 30 persen. Dia merinci, semisal dari 100 yang tersedia hanya terisi 15 hingga 20 kamar saja.
“Masih belum ada perkembangan, masih sekitar 10, 20 sampau 30 persen paling tinggi. Penurunan, biasanya kan 60-70 persen. Sekarang kan 20-30 persen. Misalnya ada yang 100 kamar, paling hanya 15-20 kamar. Dua bulan ke depan Insya Allah ada kenaikan,” ujarnya kepada Satelit News, Kamis, (27/05).
Terkait dengan hal ini, para pengusaha hotel kata Oman pun hanya bisa legowo saja, mengingat pandemi Covid-19 yang masih merebak. “Susah juga ya karena inikan pandemi, ya kita mau bilang apa lagi. Tapi kita ikut ajalah yang penting kita masih ada ruang buka,” kata pria juga Ketua PMI Kota Tangerang ini.
Terkait dengan bantuan, sebagian hotel di Kota Tangerang sudah mendapatkannya hibah dari pemerintah pusat. Bantuan tersebut dipergunakan untuk menutupi kebutuhan hotel. Seperti gaji karyawan. “Hibah digunakan untuk membayar gaji, bayar listrik dan bayar utang. Karena kan listrik, gaji biaya perawatannya lebih tinggi ketimbang perawatannya,” tutur mantan anggota DPRD Kota Tangerang ini.
Sejauh ini, semua hotel sudah diperbolehkan beroperasi. Namun, mereka harus bertahan ditengah keterpurukan. Pasalnya omzet yang menurut drastis. “Ya boleh (beroperasi) tapi kan tingkat keterisiannya masih rendah. Jadi ya buka aja. Kecuali yang kerjasama dengan ekspatriat atau yang mereka dari luar negeri, masuk (isolasi) tujuh hari dulu kan, ditampung di hotel-hotel. Itupun hotel yang dekat bandara,” pungkas Oman. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post