SATELITNEWS.ID, PAMULANG—Bagi pecinta tanaman, berkumpul dengan sesama komunitas menambah pengembangan usaha dan edukasi. Kegiatan itulah yang dilakukan komunitas anggur Tangsel di Taman Edukasi Ganespa,Pamulang, Kemarin.
“Kita merupakan komunitas anggur Tangsel yang bergabung dengan anak-anak komunitas depok,”ungkap Roy Ketua Komunitas Anggur Tangsel.
Merasa jumlah penggemar budidaya pohon anggur banyak di Tangsel, akhirnya disepakati membentuk komunitas pecinta anggur. “Karena banyak yang suka berbudidaya anggur di Tangsel maka kita rutin kopi darat, saling berbagi informasi dan pengalaman tentang berbagai varian jenis anggur impor,”ungkapnya.
Sesama anggota komunitas juga saling bertukar varian dan beberapa di antaranya ada yang menjadi penangkar bibit pohon anggur. “Memang kegiatan ini dijadikan sebagai usahanya. Dapurnya. Karena kalau dari sisi ekonomi bibit anggur menarik,” jelas Roy.
Menurutnya, menarik karena bibit pohon anggur harganya lebih mahal ketimbang buah yang lain. Kemudian juga tantangan budidaya pohon anggur diibaratkan seperti merawat seorang bayi. Jika tidak mengetahui selanya maka hasilnya tidak akan maksimal.
Para anggota komunitas rata-rata belajar secara otodidak. Selain literasi dari media sosial dan berbagi pengalaman antarsesama pehobi budidaya pohon anggur.
“Tangerang Selatan malah dijadikan panutan oleh anak-anak pegiat anggur nasional. Malah ada beberapa teman sudah menjadi importir untuk anggur yang asalnya dari Ukraina, Jepang,” terang Roy.
Jadi secara kapasitas potensi anggota komunitas asal Tangsel tidak kalah dengan daerah atau negara lainnya. Adanya komunitas selain menambah ilmu dengan pehobi bisa juga menjadi salah satu mata pencarian yang memang fokus dari perputaran ekonomi penangkaran bibit anggur.
Di dunia varian anggur yang beredar ada 700 macam. Sedangkan di Indonesia sekitar 300 varian anggur. Sebut saja seperti varietas anggur Julian, Black Panther, Ninel, Jupiter dan lain sebagainya.
Anggur-anggur yang banyak beredar di tengah masyarakat ini yang umurnya sudah ratusan tahun silam. Di Indonesia bagian Timur banyak terdapat pebudidaya pohon anggur. Adapun pada Pulau Jawa terdapat di daerah Probolinggo, Jawa Timur.
Berdasarkan literasinya dari Bali Zetro, lanjut Roy, pohon anggur bisa tumbuh subur di dataran rendah, termasuk Kota Tangsel. Batang pohonnya besar-besar. Namun memang rasanya asam sehingga oleh masyarakat dijadikan bahan pembuat kue ataupun peneduh halaman.
“Komunitas inilah yang mengedukasi masyarakat. Jadi anggur selain sebagai tanaman peneduh halaman juga. Adalah teknik top working dengan teknik grafting, sambung pucuk,” ujar Roy.
Jadi pohon indukan sudah besar disambungkan dengan varian impor. Nanti menjalar seperti pohon induk sebelumnya hanya bentuk, warna dan rasanya menarik. Rasanya manis. Warnanya hijau, ungu, kuning dan lain sebagainya. (irm/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post