SATELITNEWS.ID,SERANG–Selama ini, sebagian besar ibu rumah tangga (IRT) pengguna minyak goreng bekas atau minyak jelantah, membuangnya begitu saja (sembarang) setelah dipakai. Padahal, ternyata banyak manfaatnya.
Beberapa manfaatnya antara lain, meminimalisir pencemaran lingkungan, sekaligus pelestarian lingkungan hidup, juga merupakan kegiatan positif dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Seperti yang diprogramkan Pemerintahan Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. Mereka mendorong para pemuda, khususnya yang tergabung di Karang Taruna, untuk mengumpulkan sisa minyak penggorengan atau minyak jelantah dari rumah warga.
Kepala Seksi (Kasi) Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Mamak Abror mengatakan, jajaran kecamatan akan menjadi pionir gerakan pengumpulan jelantah.
“Hal itu bertujuan, selain baik bagi lingkungan hidup, kualitas air, juga mendorong ketahanan perekonomian masyarakat setempat,” kata Abror, Rabu (2/6).
Setelah terkumpul, tambahnya, minyak jelantah tersebut nantinya bisa dijual ke perusahaan. Karena manfaatnya cukup banyak, salah satunya, bisa digunakan untuk biodiesel (bahan bakar yang terdiri dari campuran mono–alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaru, seperti minyak sayur atau lemak hewan).
“Jadi nanti dikumpulkan oleh pemuda Karang Taruna. Selanjutnya, dihubungi vendor atau pihak perusahaan yang berminat, nanti datang sendiri,” tambah Abror.
Menurutnya, minyak jelantah yang dibuang, dapat mengakibatkan pencemaran air sungai atau air laut. Karena, pencemaran bukan hanya bersumber dari sampah rumah tangga saja, atau air sabun semata. Tapi, minyak jelantah dan sisa penggorengan juga menjadi salah satu penyebabnya.
Diakui Abror, berbagai jenis minyak atau oli adalah salah satu perusak kualitas air bersih, yang paling sulit ditangani. Karena minyak tidak dapat bersatu dengan air, maka tercemarlah air bersih tersebut. “Dampak buruk lainnya, semua jenis ikan terancam turun populasinya dan kualitas nutrisinya. Karena sumber utama makanan ikan, perlahan menghilang,” ujarnya lagi.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada semua masyarakat agar tidak membuang minyak goreng bekas atau minyak jelantah sembarangan. Terutama ke sumber air, sungai, laut, atau aliran lainnya. “Lebih baik dikumpulkan, bantu pemuda Karang Taruna agar program tadi bernilai ibadah dan sosial,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post