SATELITNEWS.ID, PAKUHAJI—Kabar dugaan pemotongan uang insentif dilontarkan seorang mantan Kader PKK Desa Kiara Payung, Kecamatan Pakuhaji, berinisial R. Pemotongan itu disebutnya dilakukan oleh oknum pengurus berinisial Y. Kepala Desa Kiara Payung Mudarip langsung meradang, saat mintai tanggapannya terkait dugaan pemotongan ini.
Awalnya, R merupakan salah satu Kader PKK di Desa Kiara Payung, Kecamatan Pakuhaji. Dia mengaku uang insentif dipotong oleh pengurus berinisial Y. Bahkan, kekesalan pun semakin menjadi, saat mengetahui merasa dibohongi oleh oknum tersebut. Yakni saat pencairan pertama diberitahu bahwa oknum tersebut jumlah uang insentif di ATM hanya ada Rp1 juta per kader. Kemudian uang itu dipotong Rp300 ribu dengan alasan administrasi.
“Awalnya saya percaya yang dibilang oknum Y, kalau uang insentif yang diambilnya di ATM Rp1 juta, tapi begitu saya ambil ATM dan buku tabungan terus diprint. Saya kaget, ternyata uang insentif milik saya yang diambil Y Rp1,5 juta, bukan Rp1 juta,” kesal salah satu Kader PKK inisial R, Rabu (3/6).
Menurut R, dia dan kader PKK lainnya hanya menerima uang insentif Rp700 ribu saat pencairan pertama. Sebelum keluar dari Kader PKK, dia sempat bertanya kepada oknum itu, terkait pemotongan uang insentif yang jumlahnya fantastis demi transparansi.
“Kita sempat bertanya untuk apa uangnya dipotongin, kata oknum itu untuk ngurus operator bank, kecamatan, LSM dan acara,” ungkapnya.
Namun kata R, karena kecewa dengan ulah oknum yang mengulangi lagi perbuatannya, dia pun mengajukan pengunduran diri sebagai Kader PKK Kiara Payung. Meski begitu, dia sangat menyesalkan perbuatan oknum Y, yang semula berjanji tidak memotong lagi uang insentif PKK.
“Setelah saya tahu perbuatannya itu tidak benar, lalu saya keluar dari PKK Kiara Payung. Awalnya saya sempat dilarang keluar sama oknum itu, karena saya keras ingin keluar, akhirnya diperbolehkan olehnya,” jelasnya.
Senada, Kader Posyandu Kiara Payung berinisial TS, merasa dibohongi seperti teman-teman kader yang lain. Menurutnya, apa yang diinginkannya tidak sesuai dengan harapan. Dia berinisiatif mengambil ATM juga buku tabungannya di oknum Y tersebut.
“Saya juga sama, waktu cair pertama cuma terima uang Rp700 ribu, mungkin insentif saya Rp1,5 juta, seperti punya dia itu (eks kader PKK berinisial R). ATM dan buku tabungan sudah saya ambil, mau diprint biar tahu jumlah insentifnya, saya juga ditagih Rp200 ribu,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kiara Payung, Mudarip saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp (WA) meradang. Mudarip meminta Kader Posyandu yang merasa kecewa agar datang menemuinya, untuk menanyakan siapa yang memotong uang insentif tersebut.
“Dipotongnya sama siapa, kata siapa uang insentif dipotongin. Kalau memang dipotongin, yang bersangkutan suruh berhadapan dengan saya. Ya udah-ya udah, konfirmasi sama saya, diakan pegang ATM masing-masing, dipotongin sama orang bukan, saya “bombardil” tuh orang,” tegasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post